Sumber Daya Manusia Unicorn Start-up di Era Revolusi Industri 4.0, Gema: Be Agile
- Detail
- Ditulis oleh Andhika
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3985
Kuliah umum softskills bagi mahasiswa kembali dihadirkan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) pada Jumat (15/2) lalu. Berlokasi di Gedung Pusat Pembelajaran FEB UGM lantai 8, pembicara yang didatangkan kali ini berasal dari salah satu perusahaan start-up unicorn di Indonesia, Bukalapak. Vice President of Talent Bukalapak, Gema Buana Putra, hadir dengan membawakan topik sumber daya manusia (SDM) yang dikaitkan dengan era industri 4.0 saat ini dengan tajuk "Being an Agile HR (Human Resource) in Order to Achieve Unicorn Start Up".
Pada kuliah umum kali ini, pembahasan dipandu langsung oleh salah satu dosen FEB UGM, Bita Puspitasari, SE., M.Econ. Pada awal pemaparan materi, Gema membuka dengan penjelasan singkat mengenai bagaimana perkembangan revolusi industri terjadi di dunia. Dari revolusi industri 1.0 hingga 4.0 yang terjadi saat ini, pada dasarnya perubahan adalah pasti. "Setiap zaman, (bagian, red) yang berbeda adalah tantangannya; dan ada manusia yang menembus tantangannya. Break the code," ujar Gema. Ia menganggap bahwa setiap ada perubahan yang terjadi, pasti di sana ada manusia yang selalu mencoba menyelesaikan permasalahan yang ada.
Setelah menjelaskan sedikit mengenai industrial revolution 4.0, Gema memulai membahas lebih menjurus mengenai bidang yang ia geluti yaitu human resource (HR). Baginya, dunia HR saat ini telah memasuki masa-masa yang penuh dengan ketidakpastian. Oleh karena itu, manajemen modal insani diupayakan untuk dapat menghadapi tantangan ini. "Agile human capital. Saat ini kita sudah memasuki VUCA area. Volatility (mudah berubah-ubah), uncertainty (tidak pasti), complexity (hubungan yang kompleks), dan ambiguity (ambiguitas). HCM (human capital management) harus menyesuaikan supaya compete," ungkapnya pada sekitar 200-an peserta yang hadir.
Pada era seperti sekarang ini pun, dengan hadirnya teknologi-teknologi mutakhir seperti big data dan internet of things , orang-orang pada generasi sekarang ia harapkan tidak gentar dan takut. Dia menyampaikan bahwa justru manusialah yang tetap akan menguasainya. "Meskipun dengan serangan robot dan teknologi, ada bagian yang tidak bisa digantikan oleh robot. Apa yang enggak bisa digantikan? Kemanusiaan," jelas bapak dua anak ini. Ia menyampaikan bahwa anugrah alamiah manusia seperti intuisi, kreativitas, dan judgement yang tidak mampu dilakukan oleh robot.
Namun, ia menyebut tantangan dalam era seperti sekarang pun berubah. Ia mengungkapkan terdapat empat tantangan besar yang dihadapi: speed, messiness, changes, dan flexibility. "Pasarnya semua cepat. Dulu 2-3 hari jadi, sekarang cuma 2-3 jam. Kadang kita enggak punya waktu menjadikannya teratur, kalau berpikir kita itu serial. Makanya kita jadi terdorong. Benar kata Pak Dekan tadi, satu-satunya yang tidak berubah itu perubahan. Bukan masalah kemasannya, tapi tentang apa yag kita hasilkan," paparnya mengenai tantangan industri saat ini. Untuk menjadi HR yang agile, Gema membebarkan enam kunci yang seharusnya dilakukan para pemangku jabatan terutama di bidang SDM. Enam kunci tersebut, yaitu autonomous, trust, safe to fail, simple, learning, dan business oriented. "HR bagus, tapi bisnis memble berarti ada missing link. Mending (HR, red) enggak dapet apa-apa, tapi bisnisnya maju," ungkapnya.
Setelah pemaparan menarik selama 45 menit berlalu, sesi dilanjutkan tanya jawab oleh para peserta. Peserta tampak sangat aktif untuk bertanya kepada pembicara dengan memberikan pertanyaan-pertannyaan seputar dunia HR di era revolusi industri 4.0. Kuliah umum pun diakhiri dengan kesimpulan yang disampaikan oleh moderator. "Banyak yang anda dengar (mengenai revolusi industri, red) kemudian itu menjadi menakutkan. Anda akan digantikan dengan artificial intelligence dan sebagainya. Padahal, yang sebetulnya, untuk dapat bertahan, the best for you is to be you," pungkas Bita sembari mengakhiri pertemuan pada siang hari itu.
Sumber: Moh. Andhika