Puncak Dies Natalis ke-64 FEB UGM: Tren Bisnis Digital di Persimpangan Jalan?
- Detail
- Ditulis oleh Ika
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2130
Enam puluh empat tahun yang lalu, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) berdiri. Pada awalnya, pendidikan dan pengajaran ekonomi di Universitas Gadjah Mada, dilaksanakan oleh Jurusan Ekonomi yang dikordinasi oleh Bagian Hukum, Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik (Fakultas HESP). Mulai tahun akademi 1952/1953, dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan No. 29512/Kab., status “Jurusan” untuk pengajaran ekonomi telah ditingkatkan menjadi “Bagian” pada Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik (Fakultas HESP). Dalam perkembangan selanjutnya, mulai tahun akademi 1955/1956, Fakultas HESP dipecah menjadi 3 fakultas yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Sosial Politik, yang kesemuanya menempati Pagelaran Keraton Yogyakarta. Fakultas Ekonomi UGM (sebelum berubah namanya menjadi FEB) sendiri merupakan fakultas ekonomi negeri yang ketiga di Indonesia, setelah FE Universitas Hasanudin di Makasar dan FE Universitas Indonesia di Jakarta.
Setelah beberapa tahun menempati Pagelaran Keraton, mulai tahun 1958, Fakultas Ekonomi UGM pindah ke Bulaksumur dan menempati sebagian Gedung Pusat Tata Usaha Universitas Gadjah Mada. Pada bulan Januari Tahun 1989, Fakultas Ekonomi kembali pindah dan mulai menempati gedung baru di Jalan Humaniora yang terus digunakan hingga saat ini.
Perubahan nama Fakultas Ekonomi UGM menjadi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (Faculty of Economics and Business) UGM sejalan dengan program internasionalisasi yang telah diinisiasi dengan terselenggaranya program internasional baik di strata satu (international undergraduate program) dan strata dua (exchange dan dual degree pada program studi MM, M.Sc., MEP, dan MAKSI serta staff and faculty exchange/mobility program.
Fakultas memandang perlu untuk menggunakan istilah yang berlaku secara internasional yang memudahkan mahasiswa dan alumni FEB UGM untuk dapat diterima dalam komunitas akademik Internasional. Perubahan nama ini tertuang dalam surat Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada nomor 262/P/SK/HT/2007, tertanggal 27 Agustus 2007. Hingga saat ini FEB UGM memiliki mitra universitas di luar negeri sebanyak lebih dari 50, dan setiap tahun lebih dari 300 mahasiswa asing yang mengikuti kegiatan akademik seperti pertukaran mahasiswa dan dual degree di FEB UGM, dan sebaliknya mahasiswa FEB UGM yang mengikuti kegiatan yang sama ke luar negeri juga lebih dari 300 mahasiswa.
Selain itu FEB UGM juga terlibat aktif dalam organisasi internasional seperti sebagai sekretariat tetap ASEAN University Network – Business and Economics (AUN-BE), anggota dari Network of International Business and Economics School (NIBES), dan berada dalam grup sekolah bisnis terkemuka dunia melalui Global Business School Network (GBSN).
Bukti nyata lainnya yang menunjukkan bahwa kualitas FEB UGM tidak perlu diragukan lagi adalah melalui kiprah dari para alumninya. Dr. Perry Warjiyo (Gubernur Bank Indonesia), Prof. Sri Adiningsih (Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI), Prof. Agus Sartono (Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Bid. Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI), IGN Ari Ashkara (CEO Garuda Indonesia), Prof. Mardiasmo (Wakil Menteri Keuangan RI) adalah contoh dari banyak alumni FEB UGM lainnya yang berkontribusi nyata dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.
FEB UGM terus mengembangkan fasilitas pembelajaran antara lain berupa co-working space, lab komputasi, digital library, data base Reuters dan Bloomberg, dan sebagainya. Fasilitas ini disediakan bagi civitas akademika untuk mendukung pembelajaran yang sesuai dengan generasi milenial dan lingkungan bisnis terkini. Selain fasilitas fisik, FEB UGM juga terus mengembangkan dan memperbarui kurikulum di semua program studinya, mulai dari prodi strata satu hingga strata tiga (doctoral). Dalam hal metode pembelajaran misalnya, FEB UGM telah menerapkan metode experiential based learning (FEB eXcellence), yaitu dengan memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk belajar dari lingkungan bisnis yang nyata. Pengembangan ini dapat terwujud atas dukungan dari mitra industri dan lembaga-lembaga pemerintah serta otoritas yang ada.
Dengan hal tersebut di atas, FEB UGM berkontribusi dalam pengembangan kualitas SDM di Indonesia dan mencetak generasi unggul dengan jiwa kepemimpinan yang tinggi, berpengetahuan luas, dan berintegritas. Nilai-nilai yang selalu menyertai semua proses pembelajaran di FEB UGM meliputi integrity, professionalism, objectivity and fairness, academic freedom, and social concern.
Dies Natalis ke-64 ini, FEB UGM mengusung tema "Bersatu Meneguhkan Mutu". Hal ini bermakna dengan kolaborasi seluruh civitas akademika baik dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan bersinergi dengan alumni dan seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan kualitas pembelajaran yang tinggi.
Di ulang tahun kali ini, FEB UGM mempunyai 33 agenda diantaranya Seminar Internasional di bidang bisnis dan ekonomi islam, aksi sosial berupa donor darah dan penyaluran air bersih di Gunung Kidul, ziarah dan anjang sana, pentas wayang wong dengan lakon Petruk Dadi Ratu yang diperankan oleh dosen, karyawan dan mahasiswa, FEBulous run yang merupakan city run pertama di Yogyakarta. Sebagai acara puncak, FEB UGM menggelar Rapat Senat Terbuka. Acara ini berlangsung pada 19 September 2019. Merupakan forum sakral, Ketua Senat FEB UGM (Prof. Marwan Asri, Ph.D) membuka acara dengan penuh khidmat. “Acara Rapat Senat Terbuka ini merupakan puncak acara Dies Natalis, kita patut bersyukur dengan pencapaian dan prestasi yang diraih, FEB UGM menjadi sekolah bisnis yang unggul, bereputasi internasional dengan jangkauan jejaring yang luas” sambut Prof. Marwan Asri, Ph.D.
Acara ini diikuti oleh Guru Besar, dosen, mahasiswa, alumni, tenaga kependidikan, Dharma Wanita dan mitra FEB UGM. Berlangsung di Auditorium Pusat Pembelajaran, acara ini berlangsung dengan meriah. Mengawali acara inti, Dekan FEB UGM (Eko Suwardi, Ph.D.) menyampaikan Laporan Tahunan. Diawali dengan memaparkan perkembangan dan kemajuan Fakultas, dilanjutkan dengan laporan mengenai Prodi dan Unit serta rencana dan tantangan FEB UGM. Hal ini menjadi bukti bahwa FEB UGM terus menerus berkomitmen untuk mencapai visi dan misi yaitu menjadi Fakultas Ekonomika dan Bisnis terkemuka di Indonesia yang terus meningkatkan kesiapan diri untuk menghadapi tantangan internasional.
Perubahan lingkungan bisnis akhir-akhir ini diwarnai dengan munculnya berbagai perusahaan rintisan (start-up) yang memanfaatkan teknologi untuk menunjung bisnisnya. Kita sering mendengar perusahaan-perusahaan rintisan yang umurnya masih sangat muda memiliki valuasi bisnis jutaan bahkan miliaran dollar. Inovasi yang mewujud dalam model bisnis dan proses bisnis perusahaan-perusahaan tersebut seringkali menciptakan disrupsi pada industri yang ada. Namun benarkah bahwa valuasi perusahaan-perusahaan semacam ini memang didukung oleh kinerja bisnisnya ataukah ini pertanda era gelembung yang kedua setelah pecahnya dot com bubble di tahun 2000. Apakah bisnis perusahaan teknologi dimaksud akan berkelanjutan (sustainable)? Isu ini diulas oleh Prof. Agus Sartono, MBA., Ph.D dalam orasi ilmiah yang disampaikan pada Rapat Senat Terbuka dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-64 FEB UGM. Professor Agus Sartono adalah Guru Besar Departemen Manajemen dan juga Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). “Bisnis digital merupakan tren di kalangan masyarakat, namun terdapat risiko yang tidak disadari oleh masyarakat dan juga investor terutama terkait dengan penilaian perusahaan semacam ini. Konsep penilaian bisnis yang diajarkan di sekolah bisnis nampaknya perlu dikaji lagi apakah masih sesuai dan dapat diterapkan untuk menilai perusahaan-perusahaan teknologi” ujar Prof. Agus Sartono.
Menutup rangkaian Rapat Senat Terbuka, dilakukan pembacaan doa oleh Amirullah Setya Hardi, Ph.D Wakil Dekan Bid. Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama dan Alumni FEB UGM. Acara dilanjutkan dengan ramah tamah.
Sumber: Humas FEB