Blessed to Bless Others, Seni Memberi ala Capt. Budi Soehardi, Sang CNN Heroes
- Detail
- Ditulis oleh Sony
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4030
We make a living by what we get but we make a life by what we give. Begitulah kata dari Whinston Churcill yang selalu membekas di hati seorang Capt. Budi Soehardi.
Capt. Budi adalah pendiri Yayasan Kasih Roslin yang berada di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Atas jasanya dibidang kemanusiaan, pada tahun 2009, ia mendapat gelar CNN Hero dari Cable News Network (CNN). CNN Hero adalah penghargaan istimewa tahunan dari CNN untuk mengapreasi orang-orang yang dianggap memberikan kontribusi besar dalam kemanusiaan.
Pada hari Jumat (13/03), mantan pilot Garuda dan Singapore Airlines ini diberi kesempatan untuk mengisi kuliah tamu dan memberi inspirasi bagi para peserta yang hadir.
Eko Suwardi selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) memberi sambutan dengan menyampaikan agar generasi muda harus tetap merawat kebaikan. "Pak Budi akan memberi inspirasi untuk kita generasi muda FEB UGM. Kearifan, wisdom, intregritas, adalah nilai kebaikan yang harus terus memberi spirit di seluruh era zaman", kata Eko.
Capt. Budi memulai kuliah tamu dengan memberi nasihat perihal kehidupan. "Apapun yang terjadi dalam hidup kita, jangan pernah lari dari kenyataan, because there is a will there is a way", Kata Capt. Budi. Kemudian, ia menceritakan awal mula berdirinya Yayasan Roslin. Saat itu pada tahun 2000, ia sekeluarga merencanakan liburan. Namun, pada saat yang sama ia dan keluarga menyaksikan tayangan kamp pengungsi Timor Timor di Atambua yang kondisinya sangat memprihatinkan. "Dibandingkan kondisi kami yang serba enak, kami merasa empati dan akhirnya kami memutuskan untuk membatalkan liburan dan kami mendatangi pengungsi-pengungsi tersebut", kata Capt. Budi.
Disana, ia bertemu banyak anak terlantar, pun banyak bayi-bayi yang ditinggalkan orang tuanya dengan kondisi tubuhnya yang penuh luka. Bahkan, mereka tinggal di rumah yang terbuat dari kardus dalam kondisi kekurangan makanan. Dari situlah ia semakin tergerak untuk menolong hingga akhirnya, ia mendedikasikan dirinya merawat bayi-bayi terlantar dan mengurus ratusan anak di Panti Asuhan Roslin yang didirikannya bersama sang istri, Rosalinda Panagia Maria Lakusa.
Kini, Capt. Budi telah memiliki lahan seluas 53 hektar untuk membuat eco village dan mendirikan asrama bagi kurang lebih 1000 anak asuhnya. Anak asuh tersebut nantinya akan disekolahkan, dan diharapkan setelah lulus dapat berkontribusi membangun desa organik melalui pengetahuan yang dimilikinya.
Capt. Budi menunjukkan bahwa profesi mapan dengan harta yang berkecukupan dan tak selalu menjadi impian semua orang. Ada satu hal lagi yang bisa membuat orang lebih merasa bahagia, yaitu berbuat baik dan memberi kebahagiaan pada orang lain.
Sumber: Sony Budiarso/Leila Chanifah Z.