Memantau Anggaran Desa Secara Real Time dengan Aplikasi Sidek Desaku
- Detail
- Ditulis oleh Sony
- Kategori: Berita
- Dilihat: 5824
Pemaparan hasil penelitian unggulan Laboratorium Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) diselenggarakan pada Selasa (29/12/20) melalui platform Zoom yang menghadirkan partisipan dari berbagai kalangan. Acara ini terselenggara atas kerjasama ketiga laboratorium yang ada di FEB UGM, yaitu: Laboratorium Akuntansi, Laboratorium Manajemen, dan Laboratorium Ilmu Ekonomi. Pemaparan hasil penelitian dibagi menjadi tiga sesi dengan menghadirkan perwakilan presenter dari setiap laboratorium departemen.
Pada sesi pemaparan penelitian oleh Laboratorium Akuntansi, terdapat hasil penelitian yang dipresentasikan, yaitu SIDEK DESAKU (Sistem Informasi Debit Kredit untuk Desa), sebuah inovasi berbentuk aplikasi yang membantu memudahkan Pemerintah Desa untuk mengelola dan mempertanggungjawabkan keuangan desa. Aplikasi Sidek Desaku akan meningkatkan akuntabilitas pemerintah di Indonesia khususnya pemerintah desa. Sidek Desaku merupakan sistem aplikasi yang menggantikan Sistem Keuangan Desa (SisKeuDes). Sidek Desaku merupakan sistem yang bisa membantu pencatatan transaksi keuangan desa. Mulai dari perencanaan anggaran keuangan desa sampai dengan laporan pertanggungjawaban keuangan desa. Sidek Desaku mampu merancang RPJM desa, RKP desa serta proses penganggaran dan pertanggungjawaban kegiatan. Selain itu, Sidek Desa juga mampu membuat laporan dari segi akuntansi.
Sistem ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 20 tahun 2018 tentang pengelolaan keuangan desa. Sidek Desa sudah mulai disosialisasikan dan diterapkan. Diharapkan laporan keuangan di desa menjadi transpan. Dengan laporan keuangan yang lebih transparan, masyarakat bisa melakukan pengawasan dan mengetahui setiap program yang sudah dijalankan oleh pihak desa.
Hal ini senada dengan pemaparan oleh Tunggoro Widiandaru, S.E., M.H., CA., ACPA., CLI., Ak., Tim Pengembang Sidek Desaku yang memaparkan hasil penelitian Sidek Desaku. Tunggoro menjelaskan secara teknis hal terkait Sidek Desaku.
"Kita ketahui bersama alokasi dana desa yang diterima desa dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dari sumber Kementerian Keuangan, mulai tahun 2015 anggaran alokasi dana desa mulai dikucurkan sebesar 280,8 juta per desa hingga pada tahun 2020, anggaran dana desa berkisar 960 juta per desa.", ungkap Tunggoro.
Menurut Tunggoro, Dana Desa hanyalah salah satu sumber dari penerimaan desa, masih ada penerimaan desa yang lain seperti pendapatan asli desa, alokasi dana desa, dana perimbangan dan dana bagi hasil dari kabupaten atau provinsi. Oleh karena itu, pengelolaan dana desa ini perlu dipertanggungjawabkan dengan baik.
"Disamping itu desa berhadapan dengan banyak sekali peraturan-peraturan desa, setelah kami teliti, kurang lebih kami menemukan bahwa ada 32 aturan yang harus desa patuhi dan itu sangat memberatkan desa. Mulai dari peraturan perundang-undangan, peraturan pemerintah, keputusan bersama tiga embaga, Peraturan Menteri dalam Negeri, Peraturan Menteri Keuangan, dan peraturan lainnya seperti peraturan di provinsi dan kabupaten.", terangnya.
Sesuai dengan Permendagri No 20 tahun 2018, akses keuangan desa harus dikelola berdasarkan transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
"Kami mencoba menjelaskan lebih lanjut bagaimana hal itu diaplikasikan. Tertib dan disiplin anggaran ini harus dijalankan pada saat mereka melakukan pelaksanaan dan penatausahaan. Disini akuntansi berperan penting. Akuntansi hadir melalui Sidek Desaku mulai dari anggaran, akuntansi, dan laporan keuangan", katanya.
"Akuntansi itu mirip dengan dashboard pesawat terbang. Seorang pilot pesawat terbang melihat kondisi pesawatnya hanya dengan melihat layar monitor di depannya. Begitu juga dengan akuntansi, seorang pengambil keputusan di perusahaan maupun di desa, sangat bergantung pada berbagai macam indikator", ungkap Tunggoro mengutip sepotong kalimat dari Pak Sony Warsono
Tunggoro berharap nantinya Sidek Desaku dapat membantu desa khususnya pada level di tingkat lebih tinggi yaitu kecamatan, kabupaten, provinsi hingga kementerian yang dimulai dari pengambilan keputusan mereka yang bertumpu pada sebuah data yang bisa dipercaya.
Secara teknis, Sidek Desaku adalah sebuah sistem aplikasi yang berjenjang dan real time, oleh karena itu ditengah kebutuhan informasi yang terus mengalir, maka SIDEK DESAKU ini disusun sebagai sebuah aplikasi yang memiliki fitur kontrol. Selain itu, informasi tentang desa juga dapat terhubung secara langsung (real time) di level kecamatan, kabupaten, dan kemudian bisa di level kementerian dan lembaga.
"Saat bisa menginputkan data-data keuangan, saat itu kecamatan dan kabupaten bisa melihat data-data dan untuk pengambilan keputusan di level tinggi", jelasnya.
Gambaran proses Sidek Desaku dimulai dari APBDes, Pelaporan bisa diakses kecamatan, kabupaten, hingga level tinggi. Oleh karenanya, apabila terjadi dalam suatu desa permasalahan perihal anggaran atau serapan anggaran yag kurang sesuai, kabupaten atau level yang lebih tinggi bisa segera memberi teguran atau catatan yang bisa dilakukan secara langsung
SIDEK Desaku disusun mengikuti masa jabatan kepala desa. Sebab selama ini, laporan selalu dibuat secara terpisah. Akibatnya, setelah selesai masa jabatan, mereka kesulitan untuk menunjukkan laporan dari tahun mereka menjabat hingga tahun ke enam mereka terakhir purna tugas.
"Dengan Sidek Desaku, harapannya saat mereka menyusun laporan akhir kepala desa, mereka tinggal menyusun dan melakukan kompilasi", ungkapnya
Menurut Tunggoro, Sidek Desaku adalah aplikasi terpisah tapi terhubung. Sebab, aplikasi ini menghubungkan unit, orang, bagian yang saling terpisah dapat bersinergi dan mampu menghasilkan output yang saling terhubung. Sidek Desaku juga meminimalisir pekerjaan yang dilakukan secara berulang.
"Sidek Desaku dapat melakukan pengajuan anggaran, SPP, dan SPI secara online. Disamping itu, Sidek Desaku menawarkan kemudahan dalam pengumpulan data, aplikasi ini mampu memenuhi kriteria dari informasi yang berguna dengan akses yang fleksibel, bisa diakses dimana saja dan kapan saja", jelas Tunggoro.
Sidek Desaku menghasilkan empat komponen laporan diantaranya laporan perencanaan anggaran, laporan desa, laporan penatausahaan, serta laporan akuntansi, yang dokumen dan sistemnya selalu update dengan nomenklatur terbaru.
Reportase: Sony Budiarso/Kirana Lalita Pristy
Video presentasi: https://youtu.be/jBmqFtmhlNs?t=7683