Peran Ekonomi Islam dalam Dunia yang Kompleks
- Detail
- Ditulis oleh Zahra
- Kategori: Berita
- Dilihat: 13020
Pada Juli 2021 kemarin, FEB UGM melalui I-Week telah menyelenggarakan program musim panas tahunan yang memberikan berbagai manfaat berupa kuliah dan diskusi yang difasilitasi oleh tokoh kompeten yang diakui secara internasional. I-Week tahun lalu telah terlaksanakan pada 26–30 Juli 2021 dengan mengangkat tema "Digital Transformation and Sustainability in the Global Business Environment."
Salah satu tokoh yang diundang untuk memberikan ilmunya adalah Dr. Sami Al-Suwailem, Director General of Islamic Research Training Institute (IRTI). Dengan dipandu oleh Akhmad Akbar Susanto, Ph.D. dari Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM sebagai moderator. Dalam sesinya, Dr. Sami Al-Suwailem memaparkan materi yang berjudul "Islamic Economics in a Complex World."
Pada awal pemaparan, ia menjelaskan bahwa mayoritas krisis yang terjadi di dunia disebabkan oleh adanya perbedaan interest atau conflict of interest dari masing-masing pihak. Ia memaparkan bahwa perekonomian dunia sebenarnya sebuah complex system yang saling berhubungan satu sama lain, jadi masyarakat seharusnya memandang sistem secara keseluruhan yang saling mempengaruhi satu sama lain untuk menghindari krisis atau crash di masa mendatang.
Dr. Sami Al-Suwailem juga menjelaskan tentang konsep prisoners dilemma, yaitu sebuah keadaan dimana mutual cooperation tidak dapat mencapai keadaan optimalnya karena adanya dilemma masing-masing pihak untuk menjadi lebih dominan. Ia menjelaskan bahwa keinginan untuk menjadi lebih dominan antara satu sama lain dapat menyebabkan hasil yang dicapai tidak optimal. Ia memberi contoh tentang kondisi Covid-19 dilemma, dimana ada kemungkinan salah satu cooperation memiliki keinginan untuk menjadi lebih dominan dari yang lainnya sehingga lebih banyak mengalokasikan dananya pada marketing perusahaan daripada bidang healthcare. Kondisi dominan strategy tersebut jelas membuat hasil yang tidak optimal atau inferior outcome.
Di akhir penjelasannya, ia memberi kesimpulan bahwa pasar sejatinya memiliki keterbatasan dalam menyalurkan sumber daya. Oleh karena itu, untuk menyeimbangkan keterbatasan tersebut, non market mechanisms memiliki peran yang penting di dalamnya. Profit institutions dan nonprofit institutions harus diseimbangkan seperti peran utama dari ekonomi islam. Ia juga menjelaskan untuk menjembatani gap antara kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok diperlukan adanya moral sense dalam diri manusia. Dengan demikian, ia menganalogikan dua invisible hands yang ada di dalam pasar, yaitu kepentingan pribadi dan moral sense.
Dapat disimpulkan bahwa peran ekonomi islam dalam dunia adalah sebagai penyeimbang antara market and nonmarket mechanisms. Bukan hanya itu, ekonomi keuangan menekankan pada kepemilikan dan pembagian resiko. Di akhir, ia juga menyebutkan bahwa krisis global memerlukan framework yang baru untuk mengatur perusahaan dan kompetisi.
Reposrtase: Zahra Dian
Video webinar : https://youtu.be/5E_ePDjYnv4