Delegasi FEB UGM Mengikuti Winter Course Pengembangan Kurikulum Keberlanjutan MASUDEM 2024
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 269
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) mengirimkan delegasi untuk mengikuti Winter Course Pengembangan Kurikulum Master Studies in Sustainable Development and Management (MASUDEM) yang sebagian didanai oleh Erasmus+ Uni Eropa, di Srinakharinwirot University, Bangkok, Thailand pada tanggal 5 hingga 9 Februari 2024. Anggota delegasi terdiri dari empat dosen dari Departemen Manajemen, yaitu Rocky Adiguna, Ph.D., Luluk Lusiantoro, Ph.D., Yulia Arisnani, Ph.D., dan Rokhima Rostiani M.Mgt. Kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Erasmus+ untuk mendukung pengembangan program Master Studies in Sustainable Development and Management (MASUDEM) di Asia Tenggara.
Kegiatan kursus singkat ini dilaksanakan secara intensif selama lima hari dengan empat pembicara dari Eropa yang membagikan pengetahuan dan best practice yang sudah diimplementasikan di Eropa. Kegiatan hari pertama dibuka oleh Profesor Anetta Caplanova, Ph.D. yang memberikan arahan mengenai pentingnya desain kurikulum pendidikan tinggi yang inklusif dan berkelanjutan. Arahan tersebut diperjelas dengan pengetahuan yang diberikan oleh Associate Prof. Martina Rašticová, PhD., dari Mendel University di Brno, Republik Cekoslovakia pada sesi selanjutnya. Menurutnya, inklusivitas artinya memberikan kesempatan yang sama bagi individu untuk mendapatkan pendidikan dan berkembang, sehingga pendidikan tinggi seharusnya dapat menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang dapat mendukung proses pembelajaran individu dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda.
Sesi selanjutnya diramaikan dengan penjelasan mengenai pendekatan hukum dalam diversitas dan inklusivitas sosial pada pendidikan tinggi yang disampaikan oleh Associate Prof. Raul Sanchez, PhD., dari Pablo de Olavide University, Seville, Spanyol. Raul banyak menjelaskan terkait dengan proses dan akses legal yang penting dipahami untuk dapat mendukung program inklusivitas. Agenda selanjutnya adalah sharing yang dilakukan oleh Victoria Nagy dan dibantu oleh Lily Hattinger, konselor siswa dan psikolog dari Eötvös Loránd University, Budapest, Hungary mengenai pengalamannya mendukung mahasiswa dari latar belakang yang berbeda-beda. Dukungan tersebut, menurut Victoria, harus diinstitusionalisasikan dan dimodifikasi sesuai dengan latar belakang mahasiswa yang berbeda-beda.
Hari terakhir kursus diisi dengan praktik langsung peserta untuk mendesain kurikulum yang mengakomodasi keberlanjutan (sustainability) sesuai dengan berbagai komponen dalam SDGs. Tim dari FEB UGM kemudian mencoba untuk mengembangkan mata kuliah immersion agar lebih inklusif dan mengakomodasi keberlanjutan. Desain ini kemudian akan didiskusikan dengan Fakultas dan harapannya secara nyata dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengembangan mata kuliah yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Reportase: GREAT