Memperkuat Peran FEB UGM dalam Mencetak Pemimpin Berkelanjutan
- Detail
- Ditulis oleh Shofi
- Kategori: Berita
- Dilihat: 296
Pemerintahan Indonesia menitikberatkan keberlanjutan dalam segala bidang termasuk bisnis. Kebijakan tersebut menjadikan sekolah bisnis memegang peran krusial mencetak pemimpin yang inovatif dan kreatif dalam memecahkan permasalahan bisnis di era berkelanjutan dan digital saat ini.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) sebagai sekolah bisnis yang memiliki misi menumbuhkembangkan pemimpin masa depan di bidang ekonomika dan bisnis untuk mengembangkan aspek keberlanjutan mengembangkan inisiatif yang diwujudkan dalam berbagai program. Salah satunya melalui berkolaborasi dengan KAFEGAMA dan PT Pupuk Kaltim Persero menyelenggarakan kompetisi bertajuk “International PKT-GAMABCC 2024: Indonesia Food Sustainability” sebagai wadah pembelajaran dan pendampingan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan pada mahasiswa di Indonesia.
Mengintegrasikan Keberlanjutan dalam Kurikulum
Dalam sharing session saat pembukaan PKT-GAMA BCC 2024 yang berlangsung secara daring pada 11 November 2024, Wakil Dekan FEB UGM Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D., Gumilang Aryo Sahadewo, S.E., M.A., Ph.D., menyampaikan peran sekolah bisnis dalam membina keberlanjutan seperti melakukan inovasi dengan mengintegrasikan keberlanjutan dalam kurikulum ke dalam beberapa mata kuliah. Ia mencontohkan FEB UGM mengembangkan kurikulum untuk mata kuliah finance dan mengeluarkan beberapa diskusi tentang sustainable finance.
“Kami juga membuat mata kuliah baru yang berhubungan dengan sustainability seperti sircular economy dan sustainable supply chain,” tuturnya, Senin (11/11).
Ia mengungkapkan bahwa sekolah bisnis juga diekspektasikan untuk melakukan aktivitas di luar kelas yaitu dengan metode experential learning activites. Aktivitas ini membuat mahasiswa berhadapan langsung dengan pelaku industri dan UMKM untuk memahami beberapa permasalahan bisnis dan mereka bisa membagikan pengetahuan mereka.
“Kompetisi ini juga salah satu bentuk experential learning activites dengan tujuan untuk mempelajari cara meningkatkan keberlanjutan pangan di Indonesia. Kami sebagai pihak dari sekolah bisnis sendiri tidak dapat mengatasi isu yang berkaitan dengan sustainability secara langsung. Butuh kolaborasi dengan ilmuan iklim, teknisi, tenaga kesehatan, dan profesi lainnya untuk menghadapi isu yang sustainability karena ini adalah isu yang sangat luas,” paparnya.
Sejak 2020, lanjutnya, FEB UGM bekerja sama dengan University of Agder dan Asean University Network merilis Asean Master in Sustainability Management untuk melakukan pendekatan multidisipliner dengan mengintegrasikan sustainability courses dalam kurikulum. Salah satu programnya adalah Immersion Program yang merupakan salah satu flagship teaching method yang hadir melalui kegiatan Global Summer Week di setiap bulan Juli. Program ini dirancang untuk membawa mahasiswa ke lapangan agar berhadapan langsung dengan tantangan nyata yang dialami UMKM dan industri. Lewat program tersebut mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi berbagai solusi potensial yang nantinya akan mereka presentasikan kepada UMKM dan perusahaan guna membantu pengembangan aktivitas bisnis.
Dorong Penelitian Terkait Isu Keberlanjutan
Hal lain yang dilakukan oleh FEB UGM yaitu dengan meningkatkan penelitian terkait isu sustainability dengan melibatkan sivitas akademika. Salah satu contohnya adalah riset mengenai “Studi Evaluasi Dampak untuk Mendukung Pembuatan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan” yang merupakan kolaborasi dari Elan Satriawan, M.Ec., Ph.D. dan Prof. Abhijit Banerjee dari Massachusetts Institute of Technology. Studi ini dilakukan dengan mengevaluasi dampak Program Bantuan Tunai Bersyarat (PKH) dan kupon pangan elektronik (BNPT-Sembako) terhadap mata pencaharian rumah tangga miskin di Indonesia.
“Ini adalah langkah yang bijak untuk menjalin hubungan dengan industri dan pemangku kebijakan pemerintah melalui penelitian. Penelitian ini dilakukan tidak hanya untuk publikasi, namun kami juga menyediakan feedback untuk rekomendasi terkait kebijakan pemerintahan Indonesia. Studi-studi ini telah digunakan sebagai bukti bagi Pemerintahan Indonesia untuk meningkatkan program PKH dan BNPT-Sembako,” jelasnya.
Program ANGEL
Program pembinaan sustainability ini disampaikan Gumilang melibatkan ASEAN Network for Green Entrepreneurship and Leadership (ANGEL). Melalui program ini diselenggarakan serangkaian sesi pelatihan untuk meningkatkan kesadaran mengenai keberlanjutan lingkungan dan kepemimpinan dalam komunitas akademis dan masyarakat bekerja sama dengan mitra ASEAN. Di Indonesia, proyek ANGEL telah bermitra dengan Komunitas Bale Kawruh, sebuah organisasi berbasis masyarakat di Kalasan, Yogyakarta. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan menerapkan praktik pengelolaan sampah yang efektif di tingkat rumah tangga dan masyarakat.
Di akhir sesi, Gumilang juga berpesan kepada mahasiswa bahwa setiap individu perlu mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan yang tangguh berbekal kemampuan teknologi, kreativitas, dan problem-solving untuk persiapan memasuki dunia kerja. “Seiring perkembangan zaman yang semakin didorong oleh artificial intelligence, keterampilan berpikir kritis dan soft skills lainnya menjadi semakin penting. Keterampilan seperti ini tidak akan digantikan oleh AI sehingga tetap menjadi aset utama bagi kalian yang ingin unggul di masa depan,” tutupnya.
Sebelumnya, Program Koordinator of PKT-GAMABCC 2024, Eddiwan Danusaputro menyampaikan harapan besar melalui kompetisi ini mahasiswa dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Selain itu, juga dapat membangun kedekatan dengan industri maupun UMKM melalui kasus-kasus yang diberikan.
"Kami sangat bangga karena telah berhasil mencapai audiens global dalam kompetisi ini. Kompetisi ini bukan hanya tentang mencari pemenang, tetapi juga tentang menemukan solusi yang dapat diimplementasikan dan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap masalah yang ada di Indonesia,” jelasnya.
Reportase: Shofi Hawa Anjani
Editor: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals