Lulus Cumlaude di FEB UGM, Anindya Buktikan Keterbatasan Bukan Penghalang
- Detail
- Ditulis oleh Kurnia
- Kategori: Berita
- Dilihat: 444
Bagi Anindya Putri Fatikha Sani (22) pendidikan adalah tiket yang mengubah keterbatasan menjadi peluang dan harapan menjadi kenyataan. Ia tidak pernah berhenti percaya bahwa mimpi besar akan terwujud jika diperjuangkan.
Gadis asal Surabaya ini berhasil membuktikan pada dunia bahwa keterbatasan ekonomi nyatanya tak mampu menghalanginya untuk mengejar mimpi kuliah di UGM. Di bulan November 2024 ini ia berdiri tegak di antara ribuan wisudawan lainnya dengan segudang prestasi yang membanggakan. Mahasiswa Program Sarjana Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) angkatan 2022 ini berhasil lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,76.
Keterbatasan Bukan Penghalang
Anin, sapaan akrabnya, mengungkapkan ia tumbuh besar dalam lingkungan yang jauh dari dunia akademik. Namun keinginan untuk mencapai jenjang pendidikan hingga bangku perguruan tinggi begitu kuat. Tuhan pun menguji kebesaran tekad puteri pasangan Samudji (61) dan Marmiani (55) ini. Keluarganya mengalami perubahan ekonomi saat ia berada di kelas 11 SMA. Sang ayah yang menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga telah memasuki masa pensiun. Dengan mengandalkan uang pensiun ayah dan sang ibu yang membuka usaha jahit sangat pas pasan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari. Belum lagi untuk membayar biaya pendidikannya dan kakak serta adiknya.
Namun Anin bersyukur, ia diberkati dengan orang tua yang mendukung anak-anaknya untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya. Berkat dukungan orang tua dan ketekunan dalam belajar ia berhasil masuk FEB UGM dan mendapatkan beasiswa Kartu Indonesia Pintar-Kuliah (KIP-K). Melalui beasiswa yang diperuntukkan bagi lulusan SMA/SMK dengan potensi akademik baik dari keluarga kurang mampu inilah Anin mulai merajut asa di UGM. “Bersyukur saya diberkati dengan orang tua yang suportif mendukung kesuksesan anak-anaknya,” paparnya baru-baru ini.
Berpretasi
Hasil tidak pernah mengkhianati usaha. Tidak hanya menyelesaikan kuliah tepat waktu, Anindya juga mencatatkan berbagai prestasi gemilang. Ia berhasil menjuarai berbagai kompetisi di tingkat nasional, beberapa diantaranya Juara 1 lomba 7th Islamic Economic Festival 2024, Juara 1 LKTIN Technology days by Universitas Ahmad Dahlan, dan Juara Science project TED 2023 by Sekolah Vokasi UGM. Selain berprestasi Anin juga aktif dalam kegiatan organisasi salah satunya menjadi Ketua Unit Seni Rupa UGM, anggota BEM FEB, lalu menjadi asisten dosen, hingga peer support CSDU FEB.
Anin juga terpilih mengikuti kegiatan Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan. Momen itu menjadi sangat berkesan bagi Anin. Pasalnya, melalui PMM inilah ia bisa naik pesawat untuk pertama kalinya dan belajar budaya Indonesia.
Anin mengaku tidak menemui hambatan berarti selama kuliah di FEB UGM. Ia bersyukur mendapatkan teman-teman yang suportif ditambah dengan dukungan fasilitas kampus yang memadai. Hanya saja persoalan keuangan lagi-lagi yang menjadi ganjalan. Dengan kondisi perekonomian keluarga pas-pasan memaksanya untuk hidup hemat saat di perantauan. Namun ia tak pernah mengeluh dan menjalani hidup penuh dengan rasa sabar dan ikhlas.
“Tidak mungkin tuhan hanya memberi paket kesedihan dalam kehidupan seseorang yang senantiasa berjuang, sedih senang itu satu paket. Jadi kalau lagi susah, sedih, dan terpuruk, selalu saya tanamkan dalam hati bahwa it will pass,” jelasnya.
Kini Anin berhasil mewujudkan salah satu impiannya. Ia menjelaskan keberhasilan yang diraihnya saat ini tak lepas dari nilai-nilai FEB UGM yang menjunjung tinggi kepedulian sosial dan profesionalitas. Selama menjalani studi ia merasakan betul atmosfer kampus yang sangat suportif. Nilai profesionalitas juga membawanya menjadi pribadi yang santun dan mengetahui bagaimana cara menempatkan diri dan berinteraksi di lingkungan yang beragam.
Terus Mengejar Mimpi
Saat disingguh rencana selepas lulus, Anin mengungkapkan rencananya untuk melanjutkan studi jenjang master (S2) di universitas luar negeri guna mendukung impiannya menjadi dosen. Oleh sebab itu ia pun menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya serta mencari beasiswa studi lanjut. Selain menjadi dosen, ia juga memiliki mimpi besar nantinya dapat membangun bisnis di bidang fashion clothing.
Anin pun berpesan bagi siapa saja yang saat ini tengah berjuang untuk terus mengobarkan semangat mewujudkan impian, meskipun di tengah keterbatasan. Menurutnya setiap manusia memiliki hak untuk bermimpi dan memiliki kehidupan yang layak.
“Jika dirasa dunia terlalu berat untuk dijalani, istirahat sejenak dan ingat lagi wajah orang-orang yang kamu sayang yang ingin sekali kamu buat bangga. Tetap bertahan, karena tidak ada satu hal pun di dunia ini yang bisa mengalahkan orang yang bertekad kuat,” pungkasnya.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals