Program Peningkatan Produktivitas Komunitas Disabilitas Moyudan Oleh Mahasiswa UGM
- Detail
- Ditulis oleh Putri
- Kategori: Berita
- Dilihat: 1493
Dilansir dari data kependudukan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat 180 penyandang disabilitas yang bertempat tinggal di kecamatan Moyudan. Jumlah ini cukup besar jika dibandingkan dengan total penyandang disabilitas di Kabupaten Sleman yang berjumlah 1.862 orang. Para penyandang disabilitas di Kecamatan Moyudan tergabung dalam sebuah komunitas dengan nama Persatuan Disabilitas Moyudan. Kegiatan dari komunitas ini berupa kumpul rutin sebanyak satu bulan sekali untuk arisan dan menyampaikan informasi terkait layanan kesehatan. Kegiatan ini dirasa kurang produktif dan tidak memberi nilai tambah bagi komunitas Persatuan Disabilitas Moyudan itu sendiri.
Dalam upaya untuk menyelesaikan isu tersebut, empat mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), yaitu Dian Puspitaningrum (S1 Akuntansi), Anisabila Galuh Purbosari (S1 Akuntansi), Mutiara Amalia WP (S1 Akuntansi), dan Almira Nadia Shalsabila (S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota) menginisiasi program peningkatan produktivitas bagi para penyandang disabilitas. Atas ide-ide mereka tersebut, keempat siswa ini menerima hibah dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diadakan oleh DIKTI untuk membantu Komunitas Disabilitas Moyudan. Program mereka yang bernama PROGRESIF adalah program peningkatan produktivitas dengan menumbuhkan semangat kewirausahaan Komunitas Disabilitas Moyudan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemanjuran diri anggota masyarakat dan untuk menambah nilai dan produktivitas masyarakat itu sendiri.
Implementasi program PROGRESIF terbagi menjadi pelatihan dan pendirian industri kreatif batik celup. Pelatihan diadakan pada 1-3 Mei 2019 di Kantor Desa Sumberrahayu dan pada 11 Mei 2019 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada. Pelatihan ini terdiri dari pelatihan peningkatan efikasi diri (yaitu motivasi, kepercayaan diri dan kewirausahaan) dan pelatihan pra-pembentukan industri kreatif batik celup. Pelatihan soft skill yang diberikan berupa peningkatan kepercayaan diri yang diisi langsung oleh Ibu Wuri Handayani, dosen akuntansi di FEB UGM, dan Ketua Pusat Studi UMKM FEB UGM. Ibu Wuri berbagi pengalamannya dalam tetap dapat produktif dan berprestasi dalam keterbatasannya sebagai seorang penyandang disabilitas.
Menindaklanjuti pelatihan terkait efikasi diri ini, pelatihan berikutnya difasilitasi oleh keempat mahasiswa tim PKM ini. Serangkaian pelatihan ini memaparkan komunitas penyandang disabilitas Moyudan dengan kewirausahaan, teknik penetapan harga dan harga, pemasaran, fotografi, produksi, dan pelatihan pengendalian kualitas. Setelah menyelesaikan pelatihan mereka, masyarakat mulai memproduksi produk batik celup dan menjualnya melalui berbagai platform online dan offline. Saat ini, program ini telah meningkatkan tidak hanya kepercayaan dan kemandirian finansial anggota masyarakat tetapi juga meningkatkan produktivitas masyarakat, nilai bagi anggotanya, dan meningkatkan kesempatan kerja bagi tidak hanya orang-orang penyandang disabilitas di Moyudan tetapi juga untuk orang lain.
Sumber: Putri/Dep Akuntansi