Sebanyak 89% orang dewasa di Indonesia belum pernah mengikuti pelatihan
- Detail
- Ditulis oleh Kirana
- Kategori: Berita
- Dilihat: 1159
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) beserta Sekolah Vokasi UGM berkolaborasi dengan PMO Kartu Prakerja menyelenggarakan pelatihan bertajuk Kuliah Umum Upgrade Softskill dengan mengangkat tema "How Government Can Achieve More with Less Through Innovation" pada hari Jumat (14/10) bertempat di Auditorium Pusat Pembelajaran FEB UGM. Pelatihan yang terbuka bagi mahasiswa UGM dari seluruh jenjang ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi mahasiswa melalui program Kartu Prakerja.
Hadir sebagai pembicara pada pelatihan tersebut adalah Hengki Sihombing selaku Direktur Operasi PMO Kartu Prakerja dan dimoderatori oleh Artika Artiningsih, Ph.D., Dosen Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Pelatihan dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Dalam sambutannya, Didi mengutarakan bahwa inovasi Kartu Prakerja ini merupakan solusi luar biasa pada momentum transformasi digital yang dapat membangkitkan ekonomi secara agregat. Melalui pelatihan ini, Didi berharap mahasiswa dapat memahami proses panjang perwujudan inovasi Kartu Prakerja ini sebagai pembelajaran.
Selanjutnya, Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, Dekan Sekolah Vokasi UGM, juga berkesempatan menyampaikan sambutannya. Agus berpendapat bahwa untuk mencapai akselerasi pertumbuhan industri maka perlu adanya akselerasi kolaborasi antara generasi millennial, generasi Z dan generasi paruh baya yang salah satunya dapat terwujud melalui program Kartu Prakerja. Menurutnya, dengan insentif dari Kartu Prakerja dan berbagai pelatihan keterampilan yang tersedia maka dapat didayagunakan langsung secara riil dan hasilnya akan memajukan UMKM di Indonesia.
Pelatihan berlanjut ke sesi utama, yaitu pembahasan komprehensif terkait Kartu Prakerja oleh Hengki Sihombing. Lahirnya program Kartu Prakerja berangkat dari fakta bahwa pada tahun 2020 sebanyak 89% orang dewasa di Indonesia belum pernah mengikuti pelatihan. Dalam tempo waktu yang sangat singkat, yaitu hanya tiga minggu saja, Hengki dan timnya berhasil menciptakan sebuah proses bisnis dan ekosistem dari Program Kartu Prakerja yang melibatkan berbagai pihak.
Adapun pada sesi tersebut Hengki menyampaikan bahwa kunci terwujudnya Program Kartu Prakerja menurutnya adalah peran dari manajer produk dan tim engineering. Terdapat tiga aspek penting yang perlu diperhatikan, yaitu aspek bisnis, aspek teknologi, dan aspek pengalaman pelanggan. Hengki juga menekankan poin fundamental dari manajemen produk adalah wajib terciptanya inovasi produk yang benar-benar tepat sasaran dan berguna bagi user, mengingat adanya pengeluaran biaya yang tak sedikit dalam mewujudkan suatu inovasi. Terkait Kartu Prakerja, ia benar-benar berupaya agar triliunan rupiah yang telah digelontorkan tak akan menjadi sia-sia bagi masyarakat Indonesia.
Reportase: Kirana Lalita Pristy.