Executive Series MM UGM Jakarta Bahas Transformasi Sanur Special Economic Zone
- Detail
- Ditulis oleh Kurnia
- Kategori: Berita
- Dilihat: 813
Program Studi Magister Manajemen (MM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Kampus Jakarta kembali menggelar Executive Series. Dalam kegiatan yang berlangsung 31 Juni 2023 di Kampus MM Jakarta mengangkat tema tentang "Transformasi Sanur Special Economic Zone".
Hadir sebagai pembicara utama dalam Executive Series yaitu Chief Executive Officer dari PT. Hotel Indonesia Natour, Dr. Christine Hutabarat, S.S., M.M. Pada kesempatan tersebut, Christine berbagi pengalaman memimpin Hotel Indonesia Natour, anak perusahaan PT. Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) yang oleh pemerintah ditunjuk sebagai pengembang dan operator Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur. InJourney memiliki visi menjadi ekosistem pariwisata terkemuka dan memberikan pengalaman tak terlupakan melalui keramahtamahan Indonesia. Oleh sebab itu InJourney berusaha menciptakan sinergi melalui pendekatan yang holistik, inklusif, dan kolaboratif.
Christine menjelaskan pendekatan secara holistik dilakukan dengan memandang kelayakan bisnis yang komprehensif. Lalu, pendekatan inklusif yaitu mencakup semua komponen rantai nilai dalam pengembangan solusi pariwisata. Sedangkan pendekatan kolaboratif dengan melibatkan komponen pemangku kepentingan secara luas, tidak hanya terbatas pada perusahaan utama.
“Kedepan kita punya program yang sama di destinasi lain yang ditetapkan pemerintah yakni di lima destinasi super prioritas di Candi Borobudur, Danau Toba, Mandalika, Likupang, dan Labuan Bajo. Kita akan garap agar bisa membuat traffic sebanyak-banyaknya ke destinasi tersebut,” tuturnya.
Christine menyampaikan Bali merupakan kawasan yang akan terus berkembang kedepannya. Meski menjadi provinsi yang terdampak saat pandemi Covid-19, Bali masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Untuk itu pihaknya sebagai operator KEK Sanur melakukan sejumlah transformasi dengan mengubah bisnis model. Di tahun 2023-2024, fokus mengembalikan bisnis inti ke manajemen hotel, menyelaraskan fungsi korporat, dan mendivestasi aset yang tidak terpakai. Lalu di tahun 2025-2026 fokus memperkuat fungsi korporat dan operasi bisnis. Selanjutnya di tahun 2027 melakukan identifikasi dan mengembangkan peluang baru.
Christine mengatakan pihaknya juga memperbarui bisnis model untuk Bali sebagai destinasi kesehatan dan pariwisata kelas dunia dengan fasilitas terintegrasi di KEK Sanur. Hal tersebut dilakukan karena Bali merupakan destinasi wisata kelas dunia. “Bali merupakan tujuan yang diinginkan bagi wisatawan dari berbagai negara dunia dan berpotensi menjadi destinasi utama pariwisata medis di Asia Tenggara. Sementara kawasan Sanur merupakan daerah yang populer dan strategis di Bali yang memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan internasional dan domestik,” urainya.
Lebih lanjut alumnus FEB UGM ini menjelaskan tentang multiplier effect dari KEK Sanur. Pada fase konstruksi, dengan skenario KEK akan meningkatkan pendapatan dan konsumsi dari pengerjaan proyek sebanyak 2,4 kali lebih tinggi dibanding tanpa skenario KEK hanya sebesar 1,3 kali. Lalu pada fase operasional, dengan skenario KEK akan meningkatkan pendapatan hingga 2,2 kali dibanding tanpa skenario KEK sebesar 1,6 kali.
Dengan skenario KEK ini juga akan meningkatkan penerimaan pajak negara hingga 20,3 triliun. Sementara tanpa skenario KEK penerimaan pajak hanya di angka 1 triliun. Skenario KEK ini juga berdampak pada penyerapan tenaga kerja baru. Apabila diterapkan skenario KEK akan menyerap hingga 18.375 karyawan sedangkan tanpa skenario KEK hanya menyerap sebanayk 847 karyawan.
Sementara Ketua Prodi MM FEB Kampus Jakarta, Prof. Dr. Tandelilin Eduardus, M.B.A., menyampaikan kegiatan Executive Series ini merupakan bentuk nyata komitmen Prodi MM FEB UGM untuk memberikan wawasan dan pengetahuan praktis bagi mahasiswa agar siap menghadapi tantangan dunia kerja. Ia berharap melalui kegiatan ini mahasiswa bisa memperkaya wawasan yang mendalam tentang strategi transformasi dalam industri pariwisata dan perhotelan serta memahami dinamika dan tantangan yang kian beragam.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals