- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 209131
Dampak dari erupsi Gunung Merapi selain mengakibatkan timbulnya korban jiwa juga menyebabkan kegiatan perekonomian warga menjadi terganggu bahkan terhenti. Selain ternak mati, rumah hancur, tidak sedikit masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian seperti bertani, berdagang, dll. Dengan kondisi itulah, maka Penelitian dan Pelatihan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM bersama BPD Syariah DIY meluncurkan program Pemberdayaan Ekonomi Korban Bencana Merapi.
Direktur P2EB Dr Anggito Abimanyu, M.Sc mengatakan program ini bertujuan untuk membantu pemulihan (recovery) aktivitas dan perekonomian masyarakat yang menjadi korban letusan Gunung Merapi. Program ini berupa penyediaan skema pembiayaan dan pendampingan bagi masyarakat yang menjadi korban.
“Ini sebagai bentuk nyata untuk merespon kebutuhan masyarakat yang menjadi korban erupsi Merapi,” papar Anggito sebelum dilaksanakannya MOU dengan BPD Syariah, Jumat (10/12) di FEB UGM.
Ia menjelaskan melalui skema ini masyarakat korban erupsi Merapi akan mendapat manfaat diantaranya penjaminan kepada para nasabah BPD Syariah korban erupsi Merapi. Penjaminan akan diberikan kepada sekitar 100 nasabah kredit BPD. Selain itu, subsidi bunga kredit, dana penjaminan dengan subsidi bunga kredit berasal dari donasi.
“Tentu untuk ini pendampingan kegiatan usaha produktif nasabah BPD Syariah akan dilakukan,” urainya.
Besarnya donasi yang telah terkumpul dan akan segera disalurkan imbuh Anggito saat ini mencapai Rp 2 milyar.
Di tempat yang sama Direktur Pemasaran BPD DIY Bambang Setyo Pranoto mengatakan jumlah kerugian seperti kredit bermasalah/macet yang dialami nasabah BPD Syariah akibat erupsi Merapi mencapai Rp 4 milyar. Sedangkan untuk total BPD DIY mencapai Rp 18 milyar. Bambang menjelaskan nantinya penyaluran bantuan pembiayaan ini akan melalui BMT maupun koperasi.
“Kalau langsung ke masyarakatnya akan sulit. Melalui BMT atau koperasi akan lebih cepat dan tepat karena mereka lah yang tahu persis kondisi anggotanya,” kata Bambang.
Dalam pandangannya, kondisi nasabah BPD Syariah yang menjadi korban erupsi Merapi ada yang kemampuan mengangsur kreditnya minim, ada pula yang memang sudah tidak mampu lagi namun memiliki kemauan untuk bangkit kembali. Maka diharapkan dengan skema bantuan pembiayaan ini sedikit demi sedikit bisa membangkitkan kembali perekonomian mereka.
“Untuk bunga sangat ringan sekitar 6% per tahun. Jauh dibandingkan dengan bunga konvensional yang bisa mencapai 12% per tahun,” katanya.
Bambang menambahkan nasabah BPD Syariah yang menjadi korban erupsi Merapi antara lain banyak bekerja di sektor ternak kambing, bebek, usaha salak pondoh, dagang bahkan usaha arang kayu. Setidaknya saat ini sudah ada 6 BMT yang siap diajak bermitra dan segera menyalurkan bantuan itu.
“Kalau 6 BMT artinya dana yang dikelola masing-masing berkisar Rp 300 juta. Sisanya masih bisa dikembangkan melalui koperasi juga,” imbuh Bambang.
Baik Anggito maupun Bambang dalam kesempatan itu juga berharap agar kedepan langkah ini bisa diteruskan. Dengan demikian, masyarakat korban erupsi Merapi akan segera bangkit kembali roda perekonomiannya seperti sedia kala.
Sumber : www.ugm.ac.id
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3179
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kembali menggelar kompetisi Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia (PPRI) ke-9 Tahun 2010 bagi mahasiswa seluruh Indonesia usia 20 – 24 tahun. Presentasi para finalis kedua ajang lomba tersebut berlangsung pada Senin, 22 November 2010 di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat pukul 09.00 WIB mencapai puncaknya pada Selasa, 23 November 2010 pukul 19.00 di Widya Graha Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Sejumlah penghargaan diberikan kepada para pemenang dari tiga kategori. Ke-15 finalis tersebut berasal dari tiga mata bidang lomba yakni Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), serta Ilmu Teknik dan Rekayasa. Untuk tiap bidang akan diambil tiga orang pemenang. Mereka berhak atas hadiah masing-masing pemenang I sebesar Rp12 juta, pemenang II Rp10 juta, dan pemenang III Rp8 juta. Penghargaan diberikan oleh Ana Mustamin, salah satu juri kompetisi yang juga menjabat Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan AJB Bumiputera 1912. Berikut daftar para pemenang PPRI ke-9 LIPI 2010:
PPRI ke-9 bidang IPSK
- Pemenang I : Arham Rahman, Asriyani Mappiwali dan Andi Karmila Ningsih dari Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar (UNM)
- Pemenang II : Azmi Basyarahil dan Dani Aufar dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gajah Mada (UGM). Judul penelitian: "Efek Jera Maksimum Melalui Penerapan Hukuman Finansial Untuk Memiskinkan Koruptor: Analisis Social Cost of Corruption Pada Kasus Korupsi di BUMN/D Indonesia Tahun 2001-2008."
- Pemenang III : Susilo Harjono dan Ravando dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UGM. Judul penelitian: "Manusia Perahu sesudah Perang Berlalu: Menelusuri Jejak Pengungsi Vietnam di Pulau Galang Indonesia."
PPRI ke-9 bidang IPA
- Pemenang I: Ameilinda Monikawati, Inna Amandari dan Sofa Farida dari Fakultas Farmasi UGM. Judul penelitian: "Aktivitas Kemopreventif Ekstrak Etanolik Herba Ciplukan (Physalis angulata L.) pada Kanker Payudara: Kajian Secara In Vivo dan In Vitro."
- Pemenang II: Azhari Nuridinar dan Agus Muhar dari Fakultas Peternakan Universitas Andalas
- Pemenang III: Hengky Herdianto dan Yulianto Laksono Putra dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya
PPRI ke-9 bidang Ilmu Pengetahuan Teknik
- Pemenang I: Humaira dan Irahayu Sudarwati dari Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (Unair)
- Pemenang II: Nia Kurnia Sari dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB)
- Pemenang III: Eko Wahyuning Pamungkas, Annas Muzzaki Syarif dan Moh. Fadhli Abdillah dari Fakultas Teknologi Industri Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN)
Kepala LIPI, Prof. Dr. Lukman Hakim mengungkapkan bahwa remaja Indonesia diharapkan mampu berperan aktif dalam melakukan inovasi maupun invensi yang dapat menjadi solusi alternatif bagi isu-isu aktual yang sedang berkembang. Penelitian para remaja ini, sambungnya, diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan pemecahan masalah-masalah di lingkungan sekitarnya. "Topik dan permasalahan yang dijadikan objek penelitian terutama berhubungan dengan bidang kesehatan, pertanian, pangan, pendidikan dan kemanusiaan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal atau masalah-masalah sosial budaya yang berimbas secara signifikan pada kehidupan masyarakat", jelasnya.
Sementara itu Dr. Deddy Setiapermana, Kepala Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan IPTEK (BKPI) LIPI menjelaskan bahwa PPRI ke-9 ini diharapkan dapat menjaring insan-insan peneliti remaja agar dapat menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi generasi muda serta meningkatkan apresiasi IPTEK dan mewadahi keingintahuan peneliti remaja/muda. Dia menandaskan bahwa upaya peningkatan kecerdasan bangsa dan kesadaran ilmiah bagi pengembangan sumber daya manusia merupakan usaha yang sangat penting agar generasi mendatang mampu berperan serta dan mengikuti laju perkembangan IPTEK. "Hanya negara yang unggul dalam bidang ekonomi dan penguasaan IPTEK sajalah yang akan dapat mengambil manfaat besar dari globalisasi", tambahnya.
Sumber: wny
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 6925
Estimasi kerugian sementara yang dihitung oleh Bappeda Kabupaten Sleman per tanggal 14 November 2010 akibat erupsi Gunung Merapi mencapai 3,385 triliun rupiah. Angka ini belum termasuk kerugian di subsektor perikanan, wisata Kaliurang, infrastruktur, dan bangunan SD-SMP.
Jika semua dihitung, menurut estimasi sementara ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) Cabang Yogyakarta, kerugian mencapai 5 triliun rupiah. "Bila cakupan wilayah kerugian diperluas dengan wilayah yang berbatasan dengan ketiga kecamatan, misalnya Kecamatan Ngaglik, Ngemplak, Sleman, dan Tempel, kerugian yang ditimbulkan tentu akan meningkat," kata Ketua ISEI Cabang Yogyakarta, Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D., Kamis (18/11).
Erupsi Merapi menyebabkan banyak masyarakat di wilayah bencana masih harus mengungsi. Jumlah pengungsi di seluruh wilayah DIY tercatat sebanyak 152.075 orang, sedangkan di Kabupaten Sleman sejumlah 111.569 orang. Data Kantor Bank Indonesia Cabang Yogyakarta (18/11) menunjukkan debitur UMKM sebanyak 3.655 berpotensi macet dengan besaran nominal mencapai 106, 4 miliar rupiah. "Hal ini bisa meningkat mengingat cakupan wilayah dan jangka waktu. Melihat kondisi tersebut, ISEI Cabang Yogyakarta memutuskan untuk menyumbangkan pemikiran dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi. Sebagai langkah awal, dengan membentuk Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi Pascaerupsi Bencana Merapi," ujar Licolin di Magister Manajemen UGM.
Di hadapan wartawan, Lincolin menjelaskan tim yang baru saja dibentuk ini menunjuk Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D. sebagai koordinator. Untuk percepatan pemulihan, tim menjalankan dua fokus perhatian, yakni Pemulihan Ekonomi, dengan koordinator Dr. Fahmy Radhi, M.B.A., dan Pemulihan Citra Yogyakarta oleh Drs. Wing Wahyu Winarno, MAFIS, Akt.
Bersama dengan Pusat Studi Bencana (PSB) UGM, tim telah melakukan pertemuan dan berkoordinasi dengan Bupati Sleman, Drs. Sri Purnomo, pada 14 November 2010 lalu. Dari pertemuan tersebut, Pemkab Sleman dengan tangan terbuka menerima sumbang pemikiran dari ISEI Cabang Yogyakarta dan secara teknis akan lebih banyak berkoordinasi dalam "Forum Sleman Bangkit".
Tahapan kerja Tim ISEI Cabang Yogyakarta dalam percepatan pemulihan ekonomi ini meliputi assessment survey, cluster analysis, dan action plan yang mencakup bidang keuangan, pengembangan kapasitas (capacity building), dan pemasaran. Tim ini juga dengan segera mendesak Bank Indonesia untuk mempertimbangkan pemutihan kredit (write off) UMKM sampai dengan 100 juta rupiah dengan anggaran dari pemerintah pusat, Pemprov DIY atau BUMN. "ISEI Cabang Yogyakarta akan menindaklanjuti hal ini dengan mengirimkan surat kepada Gubernur BI, tembusan kepada Pemimpin Kantor Bank Indonesia Yogyakarta, Gubernur DIY, dan Menteri Negara BUMN," jelas Lincolin.
Selain itu, ISEI Cabang Yogyakarta mendesak dan akan mengirim surat kepada Menteri Keuangan (c.q. Dirjen Pajak dan Dirjen Bea dan Cukai) untuk segera menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan yang memberikan fasilitas pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk wajib pajak yang terkena dampak bencana erupsi Merapi.
Lincolin juga berharap kepada media untuk membuat berita dengan perspektif lebih positif, misalnya saat bencana alam menimpa DIY, akan terlihat modal sosial dan solidaritas masyarakat DIY yang sangat kuat. Dengan perspektif ini, tayangan dan liputan bencana tetap memberikan gambaran/citra positif pada wilayah yang terkena bencana tersebut. "Kami akan menyampaikan informasi mengenai berbagai langkah yang diambil, termasuk koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak di DIY, misalnya Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) demi pemulihan citra DIY, serta menghimbau PTN dan PTS di DIY untuk membantu pemulihan ekonomi Kabupaten Sleman ini dengan sejumlah aksi, misalnya penerjunan KKN tematik di daerah bencana," tuturnya.
Sumber: www.ugm.ac.id
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 5050
Berdasarkan SK Rektor UGM Pada tanggal 8 November 2010 No 677/P/SK/HT/2010 bahwa kegiatan wisuda S1 dan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada periode November 2010 di batalkan. Bagi Wisudawan yang tetap ingin mengikuti seremonial wisuda akan digabungkan dengan seremonial wisuda periode Februari
Info lebih lengkap klik disini.
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3097
Sehubungan dengan meluasnya dampak bencana alam meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta, maka kegiatan akademik di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM mulai hari ini (Jumat, 05/11) hingga 13 November 2010 diliburkan dan aktif kembali Senin, 15 November 2010.
Kegiatan akademik yang dimaksud meliputi: perkuliahan dan kursus bahasa (khusus untuk tes TOEFL tetap sesuai jadwal), sedangkan kegiatan administratif tetap dilayani.
Harap menjadi perhatian dan harap maklum.
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2415
Disaster Response Unit (DERU) UGM bersama dengan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Indonesia (UI) dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Kamis (4/11), menyalurkan bantuan ke pos pengungsian Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. Di daerah ini, setidaknya terdapat ratusan warga yang kebanyakan laki-laki masih mencoba bertahan di rumah masing-masing meski beberapa anggota keluarganya sudah dievakuasi di lokasi pengungsian Bawukan.
Tim relawan DERU mengantarkan langsung bantuan yang merupakan sumbangan dari FE UI dan FEB UGM tersebut kepada pengungsi bencana erupsi Merapi meski daerah lokasi pengiriman bantuan cukup berbahaya karena jarak Desa Balerante dari puncak Merapi sekitar 5,5 km.
Dr. Irkham Widiono, salah satu anggota Tim DERU, yang ikut menyerahkan bantuan mengatakan dipilihnya Balerante berdasarkan informasi yang didapat dari salah satu relawan pemantau aktivitas Merapi. Dikatakan bahwa bantuan yang mengalir ke Balerante masih minim karena lokasi dan jalur menuju desa tersebut cukup sulit. “Untuk menuju lokasi ini cukup sulit. Untuk mencapai daerah ini, kita dipandu oleh relawan lain,” katanya. Menurut Irkham, bantuan yang disampaikan tersebut untuk memenuhi permintaan para pengungsi. “Karena ada permintaan dari pengungsi yang betul-betul memerlukan bantuan,” tambahnya.
Seiring dengan aktivitas Merapi yang kian meningkat dalam mengeluarkan awan panas, daerah rawan bahaya gunung paling aktif di dunia ini pun diperluas dari radius 10 km menjadi 15 km. Beberapa titik pos pengungsian juga mengalami perubahan. “Kini, beberapa titik pengungsian mengalami pergeseran. Kita terus memantau lokasi dan kebutuhan pengungsi,” katanya. Beberapa bantuan yang diberikan, antara lain, peralatan alat tulis menulis, kebutuhan pokok, dan dapur umum, serta beberapa kebutuhan sehari-hari yang juga membutuhkan logistik cukup banyak.
Salah satu anggota relawan, Kabul, yang bertugas di lokasi mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan Merapi dan meminta warga untuk segera mengungsi guna mengantisipasi jatuhnya korban. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu awan panas dan lelehan lava dari Gunung Merapi mengarah ke Kemalang.
Sumber: www.ugm.ac.id
Halaman 176 dari 191