Menggali Peluang dan Menghadapi Tantangan Profesi Akuntansi di Tingkat ASEAN
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 430
Selasa (16/05), Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM menyelenggarakan acara Sosialisasi ASEAN CPA yang bekerja sama dengan Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) Kementerian Keuangan Republik Indonesia bekerjasama dengan Accountancy Mentoring Committee Indonesia (ACMI), dan Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI). Kegiatan ini mengusung tema "Peluang dan Tantangan Profesi Akuntansi di Tingkat ASEAN" dan diselenggarakan di Auditorium Pusat Pembelajaran lantai 8, FEB UGM.
Acara ini dimulai dengan sambutan dari Ketua Departemen Akuntansi FEB UGM, Rusdi Akbar, M.Sc., Ph.D., Ak. CA. Dalam sambutannya, Rusdi mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada tiga narasumber yang telah bersedia membagikan pengetahuan mereka. Dia juga berharap agar para mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, sehingga ketika mereka lulus dari universitas ini, mereka akan dapat merumuskan strategi yang tepat. Acara ini merupakan platform bagi kita semua untuk berkontribusi dalam skala ASEAN, dan menjadikan ini sebagai kesempatan untuk berpartisipasi aktif.
Acara berikutnya adalah penyerahan plakat yang dilakukan oleh Rusdi Akbar, M.Sc., Ph.D., Ak. CA. dan Dr. Arie Wibowo, S.E., S.T., M.S.Ak., CPA., ASEAN CPA. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemanduan oleh Irvan Pratama Putra, S.Tr.Ak., CPA., CPMA., ASEAN CPA., yang merupakan Analis di PPPK, Kementerian Keuangan RI, sebagai moderator.
Pemateri pertama merupakan Dr. Arie Wibowo, S.E., S.T., M.S.Ak., CPA., ASEAN CPA selaku Kepala Bidang Pengembangan Profesi Keuangan (PPPK) di Kementerian Keuangan RI memperkenalkan PPPK dan Profesi Keuangan yang berada di bawah Menteri Keuangan. PPPK membina profesi seperti akuntan, penilai, aktuaris, dan konsultan pajak, dengan ahli kepabeanan dan pejabat lelang kelas II yang sedang dalam proses integrasi. Arie menjelaskan asosiasi dan lembaga sertifikasi terkait meliputi IAI, IAPI, IAMI, LSPTA, dan lainnya. Keanggotaan PPPK dan asosiasi profesi di forum internasional termasuk AARG, ACPACC, IFIAR, AVA, IVSC, IAA, IFAC, PPC, dan AOCTA. Ia juga menjelaskan syarat menjadi profesi berizin meliputi lulus pendidikan, ujian profesi/sertifikasi, pengalaman kerja, mendaftar ke PPPK, dan memperoleh izin serta membuka kantor profesi.
Pemateri kedua ialah Hilda Octavana Siregar, S.E., M.Acc., CPMA., CFP., BKP. selaku Anggota Dewan Pengurus Pusat Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI). Hilda membawakan materi dengan topik "Readiness to Face Society 5.0 Era:What Interpersonal Skill Does an Accounting Student Have." Ia menjelaskan bahwa banyak masyarakat yang menilai bahwa akuntansi tidak perlu di era digital, padahal akuntan sangat penting untuk mendampingi agar semua hal dapat berjalanan dengan baik. Selain itu, program kerja Jokowi juga saat ini lebih menekankan ke pengembangan SDM sehingga jalur profesi menjadi sangat menarik. Hal inilah yang menjadi tugas PPPK bagaimana agar para akuntan tertarik untuk ikut berkontribusi dan beradaptasi dengan perubahan yang ada. Ia menekankan bahwa akuntan adalah profesi yang dijaga profesionalismenya karena adanya regulator, standar, dan kebijakan. Selain itu, akuntan juga merupakan profesi yang mengalami otomasi paling tinggi.
Dalam sesi terakhir, Dr. Hardo Basuki, M.Soc.Sc., CA., CSA., Ak., ASEAN CPA., yang merupakan Dosen Departemen Akuntansi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM serta Ketua Umum IAI Wilayah DIY 2015-sekarang, memberikan presentasi mengenai topik "Kesiapan Pendidikan Profesi Akuntan Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN." Dalam presentasinya, Ia menggarisbawahi bahwa profesi akuntan harus terus belajar dan beradaptasi dengan kondisi dan perubahan yang terjadi. Ia juga menyajikan data tentang peningkatan jumlah akuntan di Indonesia setiap tahunnya, yang menunjukkan perkembangan yang positif dalam profesi akuntan. Selain itu, Basuki juga menjelaskan tentang peraturan baru yang memungkinkan lulusan sarjana dan sarjana terapan dapat langsung memasuki jalur profesi akuntan. Selain itu, ia juga memperkenalkan skema pendidikan profesi akuntan yang baru.
Reportase: Merisa Anggraini