Cerita Johan, Anak Petani Asal Samosir Lolos Ilmu Ekonomi UGM dan Gratis UKT Hingga Lulus
- Detail
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2297
Bisa melihat anak mengenyam pendidikan hingga tingkat paling tinggi menjadi impian hampir dari setiap orang tua. Begitu pula dengan pasangan Sindak Manahara Rajaguguk (44) dan Tiurma Lumban Raja (37) asal Desa Nainggolan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Mereka bertekad kuat mengusahakan berbagai cara agar bisa menyekolahkan semua anaknya hingga bangku perguruan tinggi dan melihat diwisuda di kampus terbaik Indonesia.
Kini impian itu kian nyata. Putra sulungnya, Johan Vylvius Rajaguguk (18) berhasil diterima masuk Universitas Gadjah Mada tanpa tes melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP) 2024 di Prodi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB). Bahkan, Johan menjadi penerima Uang Kuliah Tunggal Pendidikan Unggul bersubsidi 100% (UKT 0) dari UGM sehingga dibebaskan dari biaya pendidikan selama kuliah. Tak berhenti disitu, Johan juga menjadi kandidat kuat penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) dari pemerintah.
Tak Ingin Anak Gagal Gapai Pendidikan
Sindak menyadari bahwa keluarganya bukanlah termasuk orang berada. Sehari-hari ia bekerja mengurus sawah warisan orang tuanya. Saat musim penghujan, dia menanam padi dan di musim kemarau biasanya ia menanam sawahnya dengan tanaman jagung. Penjualan hasil panen pun tidak seberapa, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Sementara sang istri membantu perekonomian keluarga dengan berjualan jus di rumah. Namun, keterbatasan itu tidak menyurutkan niatnya untuk menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.
“Saya dan istri hanya lulusan SMP. Sudah cukup kami orang tua yang gagal, janganlah anak-anak seperti kami. Jadi bagaimanapun caranya kami dorong anak-anak bisa sekolah dengan baik hingga perguruan tinggi,” paparnya saat ditemui di kediamannya belum lama ini.
Sindak mengaku memiliki kekhawatiran. Yang cukup besar tidak bisa menguliahkan anaknya mengingat biaya kuliah yang tidak sedikit. Dia pun mendorong Johan untuk tekun dan giat belajar serta berprestasi selama sekolah. Dia yakin pasti akan ada jalan jika manusia mau berusaha yang terbaik. Beruntung, Johan merupakan anak yang rajin dan memiliki kemauan kuat untuk belajar. Hasilnya, putranya itu sukses mencetak sederet prestasi akademis dari bangku SD sampai SMA. Karenanya ia kian yakin impian puteranya untuk bisa kuliah bisa terwujud.
“Saya tidak bisa lagi mengungkapkan dengan kata-kata kebahagiaan saat tahu Johan lulus diterima kuliah di FEB UGM bahkan tanpa biaya sepeserpun. Kami orang tua berharap Johan bisa lancar kuliahnya dan nantinya bisa mengubah nasib keluarga,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca menahan haru atas pencapaian putra sulungnya itu.
Ia berharap nantinya Johan bisa menjalani studi dengan baik saat kuliah di UGM dan setelah lulus segera mendapatkan pekerjaan yang dicita-citakan. Tak berhenti disitu, ia juga memiliki mimpi putra bungsunya yang saat ini hendak masuk jenjang SMA bisa mengikuti jejak sang kakak.
“Kami sangat berterimakasih kepada FEB UGM yang telah menerima Johan. Menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami, tidak menyangka anaknya bisa lolos tanpa tes dan bisa kuliah gratis,” imbuh Tiurma.
Ingatan Tiurma kembali pada saat pengumuman SNBP. Saat itu, Johan tengah kembali dari acara kelulusan di SMA. Selepas meletakkan sepeda motor, putranya berlari-lari masuk ke rumah sembari berteriak dengan lantang, menyebut soal centang biru.
“Sambil lari-lari Johan teriak-teriak. Mak, Pak biru! Kami waktu itu tidak mengerti itu apa, lalu dia beri tahu kalau diterima di UGM. Kami menangislah sekeluarga, bangga dan bahagia sekali sampai kasih tahu ke semua orang kalau anak masuk UGM,” urainya.
Kuliah Untuk Memutus Rantai Kemiskinan
Mimpi untuk kuliah sudah ada dalam benak Johan sejak berada di bangku sekolah dasar. Dia sangat yakin, kuliah menjadi jalan untuk memangkas rantai kemiskinan di keluarganya. “Dengan kuliah bisa mengubah jalan hidup keluarga kami nantinya,” ucapnya penuh keyakinan.
Tidak ada mimpi yang terlalu tinggi dan tidak ada mimpi yang patut diremehkan. Meski berasal dari keluarga dengan kondisi perekonomian pas-pasan, ia memiliki mimpi besar bisa kuliah. Tidak tanggung-tanggung, ia hanya ingin masuk di universitas terbaik Indonesia yaitu UGM. Oleh sebab itu ia pun bertekad untuk bisa berprestasi di semua jenjang pendidikan yang dilaluinya. Saat menjalani pendidikan di SD N 3 Nainggolan ia selalu menduduki peringkat pertama di sekolah. Pun saat di bangku SMP N 1 Nainggolan dan SMA N 1 Pangururan, prestasi terus berlanjut dengan selalu masuk dalam deretan peringkat atas sekolah.
Selain berprestasi di bidang akademik, Johan juga berhasil mencatatkan prestasi di bidang non akademis yaitu Juara 1 Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) cabang Pantomim Tingkat Kecamatan Nainggolan (2017), Juara Harapan 2 Lomba Festival Kebudayaan Cabang Kriya Kabupaten Samosir (2023), dan Peraih Grade A pada Grand Final USU Student Olympiad (2023).
Sempat Pesimis
Awalnya Johan sempat merasa pesimis saat akan mendaftar kuliah melalui jalur prestasi. Ada ketakutan tidak lolos bersaing dengan ribuan siswa lainnya dari berbagai daerah di Indonesia. Terlebih dia hanyalah seorang anak dari keluarga biasa yang lahir dan besar di sebuah desa kecil yang berada jauh dari pusat kota Medan dengan fasilitas yang terbatas.
“Diterima di FEB UGM menjadi momen yang paling membahagiakan bagi saya. Sebelumnya ada rasa pesimis dan takut tidak diterima,” jelasnya.
Johan mengaku keinginan untuk kuliah di UGM sangatlah kuat. Meski awalnya orang tua belum mendukung sepenuhnya keinginannya itu. Kedua orang tuanya menyarankan untuk mengambil sekolah kedinasan saja karena persoalan biaya. Dengan gigih, Johan berusaha meyakinkan kedua orang tuanya untuk mendaftar kuliah di UGM dan menjanjikan akan mencari beasiswa agar tidak membebani keluarga.
“Saat itu saya bilang ke Bapak dan Mamak. Pak, Mak tenang saja pasti akan ada jalan untuk Johan, nanti akan cari beasiswa,” terangnya.
Ingin Jadi Pengusaha Bisnis Fashion
Johan memiliki mimpi untuk mendirikan bisnis fashion. Untuk itu, ia pun memilih untuk mengambil Fakultas Ekonomika dan Bisnis untuk mendukung impiannya itu. Selain memang sejak SMA dia memiliki catatan gemilang dalam mata pelajaran ekonomi. Meski sempat bimbang untuk memilih prodi mana yang akan dipilihnya, akhirnya dia memutuskan untuk mengambil prodi Ilmu Ekonomi yang dilihatnya cukup menantang dengan prospek kerja yang menjanjikan.
“Puji Tuhan bisa lolos jalur SNBP. Sebenarnya tidak menyangka bisa lolos lewat jalur prestasi ini karena melihat rata-rata sekolah saya tidak termasuk jajaran sekolah favorit,” ungkapnya.
Kebahagiaan Johan kian membuncah saat mengetahui dirinya menjadi penerima UKT 0 sehingga tidak dipungut biaya pendidikan hingga selesai kuliah. Di titik inilah Johan semakin yakin betapa besarnya kekuatan doa orang tua dan kuasa Tuhan pada umatnya yang mau berusaha.
“Selama kita bersama Tuhan, yakinlah kesuksesan itu akan kita dapatkan atas kuasa Tuhan,” pungkasnya.
Reportase: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals