Kisah Inspiratif Meila Dalam Keterbatasan Berhasil Kuliah Gratis di Manajemen UGM
- Detail
- Ditulis oleh Kurnia
- Kategori: Berita
- Dilihat: 1945
Tidak ada satupun manusia yang bisa memilih terlahir orang tua seperti apa. Apakah lahir di tengah keluarga berkecukupan atau kondisi perekonomian yang serba pas-pasan bahkan penuh keterbatasan. Namun, tidak lantas seseorang tidak bisa memilih jalan hidup yang akan dijalani. Seperti yang dilakukan Nurizha Meila Andini (18) yang tak pernah putus asa berjuang dalam keterbatasan untuk menggapai impian.
Gadis asal Desa Sukorejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur ini tidak pernah merasa pesimis dan takut untuk bercita-cita tinggi, termasuk bisa kuliah di UGM meski terlahir dari keluarga yang penuh keterbatasan finansial. Kini impiannya itu kian dekat dengan kenyataan, usaha dan ketekunannya dalam belajar berhasil mengantarkannya diterima di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM). Tak tanggung-tanggung Meila berhasil masuk tanpa tes lewat jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP) dan mendapatkan beasiswa Uang Kuliah Tunggal 100% sehingga dibebaskan dari biaya kuliah sampai lulus.
Besar di Keluarga Sederhana
Meila merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Yunanto dan Jumiati. Sang ayah yang hanya tamatan SMP sehari-hari bekerja sebagai supir panggilan. Sedangkan sang ibu membantu perekonomian keluarga dengan berjualan jajanan dan gorengan yang dititipkan ke kantin-kantin sekolah.
Penghasilan yang diperoleh Yunanto sebagai supir panggilan tidaklah menentu. Dalam satu minggu dia bisa mendapatkan satu hingga dua panggilan dengan upah sekitar Rp 200.000,-. Namun, tidak jarang pula dia tidak mendapatkan panggilan sama sekali selama berminggu-minggu. Bahkan kala pandemi Covid-19 melanda, tepatnya tahun 2020, selama satu tahun penuh dia tidak mendapatkan satu kali panggilan pun untuk menjadi supir.
“Sempat satu tahun itu tidak ada panggilan karena Covid, akhirnya memutar otak bagaimana caranya agar bisa tetap hidup dengan jualan gorengan dan jajanan,” tuturnya.
Meski kondisi keluarga dalam keterbatasan, tak sekalipun Yunanto menghalangi kedua putrinya untuk mengejar mimpi meraih pendidikan setinggi-tingginya. Bahkan, dia berpesan pada keduanya untuk memprioritaskan sekolah dan fokus belajar agar keduanya bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi sehingga bisa memiliki masa depan yang lebih cerah. “Sangat terharu dan tidak menyangka Meila diterima di FEB UGM, ini jadi kebanggaan besar bagi keluarga kami. Awalnya memang sempat melarang Meila kuliah di UGM karena standarnya tinggi, kami menyarankan agar ambil di UNDIP saja seperti kakaknya,” katanya.
Sementara itu, Jumiati berharap agar Meila bisa nantinya bisa berkuliah lancar di UGM. Hanya lantunan do’a yang ia panjatkan setiap harinya untuk kesuksesan anak-anaknya kelak. "Berusahalah dengan maksimal karena hasil tidak akan mengkhianati usaha,” pesannya pada Meila.
Keterbatasan Bukan Penghalang
Kondisi yang serba pas-pasan tak membuat alumnus SMAN 1 Bojonegoro ini berkeluh kesah. Dia memilih untuk terus berjuang dalam keterbatasan demi mewujudkan impian. Dia memiliki mimpi besar menjadi seorang pengusaha sukses dengan membuka bisnis di bidang bakery. Untuk mewujudkan mimpinya itu, ia pun tekun belajar dan berusaha untuk berprestasi.
Rupanya hasil tidak pernah mengkhianati usaha, ia selalu mencatatkan prestasi di sekolahnya. Selain prestasi akademik, Meila juga berhasil menorehkan prestasi di bidang non-akademik. Berkat hobinya menari tari Thengul yang merupakan tari tradisional khas Bojonegoro, berhasil menghantarkan Meila pentas pada Hari Kemerdekaan Indonesia di Istana Negara pada 2019 silam. Selain pernah diundang di Istana Negara.
Jangan Remehkan Mimpi
Meila memang memiliki tekad yang cukup kuat untuk kuliah di UGM. Hanya saja, ia sempat merasa gamang untuk mendaftar ke perguruan tinggi karena persoalan biaya. Berkat dorongan orang tua dan teman-temannya, Meila semakin yakin untuk mendaftar di FEB UGM.
“Saya memiliki ketertarikan terhadap pelajaran ekonomi sejak kelas XI SMA. Namun saat mendaftar sempat bingung mau ambil Manajemen atau Ilmu Ekonomi FEB UGM. Setelah konsultasi ke guru BK akhirnya yakin untuk ambil Manajemen FEB UGM,” paparnya.
Rasa suka cita memenuhi benak Meila dan keluarga ketika ia dinyatakan lolos diterima masuk UGM melalui jalur prestasi. Kegembiraan itu kian bertambah saat mengetahui Meila ditetapkan sebagai penerima UKT 0.
“Jangan pernah meremehkan mimpi dan yakinlah pada kemampuan diri sendiri. Kita harus yakin jika kita bisa dan seluruh pencapaian itu akan datang dengan sendirinya dengan usaha dan kemauan kuat,” pungkasnya.
Wawancara: Mahendra
Penulis: Kurnia Ekaptiningrum
Sustainable Development Goals