- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3337
Ekonom UGM Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc., memprediksikan perekonomian Indonesia masih bisa bertahan menghadapi ancaman krisis Eropa yang masih akan membayangi ekonomi dunia pada 2013 mendatang. Berbeda dengan China dan India yang pada krisis keuangan global 2008 masih dapat bertahan, namun di tahun 2012 mulai mengalami penurunan laju pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, pasar keuangan yang merupakan jalur utama pengaruh ketidakpastian ekonomi global merupakan salah satu sumber kerentanan ekonomi Indonesia. Pasalnya besaran dana portofolio yang masuk Indonesia pada 2012 diperkirakan masih akan menjadi sumber kerentanan ekonomi pada tahun 2013 mendatang.
“Begitu juga perdagangan internasional yang melemah pada 2012 masih akan berlanjut pada 2013. Sehingga perekonomian Indonesia 2013 masih akan bertumpu pada ekonomi domestik seperti konsumsi,” paparnya, Jum’at (28/12) dalam diskusi “Indonesian Economic Review and Outlook 2013” di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.
Sementara untuk invetasi yang pertumbuhannya tergolong tinggi diperkirakan juga akan melemah pada 2013. Demikian halnya pada sektor non tradable seperti sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor konstruksi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan yang biasanya tumbuh tinggi diperkirakan akan mengalami tekanan.
Melihat Gama leading economic indicator (LEI) sebelumnya, dikatakan Adiningsih pertumbuhan ekonomi Indonesia 2013 diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi pada 2012. Pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran 6-6,5 persen. “Otoritas ekonomi diharapkan bisa menjaga stabilitas ekonomi makro maupun pasar keuangan dengan lebih baik pada tahun depan supaya iklim investasi dan usaha tidak memburuk,” ujarnya.
Adiningsih menambahkan berbagai kebijakan yang sifatnya memberikan stimulus pada pergerakan ekonomi juga perlu dilakukan. Salah satu pilihan yang dapat dipakai adalah dengan mengurangi subsidi BBM secara bertahap yang dialihkan untuk pembangunan infrastruktur agar dapat meningkatkan daya saing internasional produk Indonesia.
Prof. Dr. Tandelilin Eduardus, M.B.A. , dosen FEB UGM, mengatakan kekuatan ekonomi domestik Indonesia yang akan menjadi tumpuan pada 2013 mendatang kuat karena didukung beberapa factor. Inflasi yang cenderung stabil pada level kisaran sasaran 4,5%±1% mendorong pertumbuhan ekonomi domestic. Demikian pula konsumsi domestic yang tinggi, menurunnya angka pengangguran, aliran investasi yang juga meningkat, serta kurus yang bergerak pada level fundamental. “Konsisi sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan yang tetap stabil juga berpengaruh,” terangnya.
Pada 2013 kinerja pasar surat berharga di Indonesia juga menunjukkan pergerakan positif seiring membaiknya prosepek ekonomi domestic. Selain itu juga didorong adanya ekspektasi positif membaiknya ekonomi global terutama di Amerika Serikat dan China.
Sumber: ika/ugm
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 6372
Mengusung tema "23 Tahun Mbalik Kampus", acara reuni alumni Jurusan Akuntansi FEB UGM angkatan 1989 yang diselenggarakan pada hari Sabtu (22/12) ini bertujuan untuk menjalin tali silaturahmi yang selama ini renggang. Selain itu, reuni alumni juga bertujuan untuk memotivasi reuni selanjutnya. Diharapkan reuni selanjutnya yang ke-25 tahun dapat dihadiri oleh seluruh mahasiswa FEB UGM angkatan 1989, dan bukan hanya dari Jurusan Akuntansi saja.
"Humanisme UGM jangan sampai hilang. Anda boleh profesional, tapi jangan sampai melupakan bahwa kita punya root UGM", ungkap Pramono Hardjanto selaku ketua panitia reuni. Selasar FEB UGM digunakan sebagai tempat reuni 23 tahun Mbalik Kampus. Dekorasi juga dibuat agar tercipta suasana nostalgia. Disediakan juga makanan populer tahun 80-an di sekitar Selasar.
Acara dimulai pukul 19:00, dan setiap tamu undangan yang datang mendapatkan souvenir berupa kaos berwarna merah. Selain kaos merah, tamu undangan juga memperoleh blangkon untuk tamu laki-laki dan selendang kecil untuk wanita. Acara ini juga dihadiri pihak dekanat seperti Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc, Ph.D, M. Edhie Purnawan, M.A, Ph.D, Eko Suwardi, M.Sc, Ph.D, Ketua Jurusan Akuntansi Mahfud Solichin, M.Acc, Ph.D dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi Dr. Didi Achjari, M.Com yang merupakan salah satu alumni Akuntansi 1989.
Prof. Wihana Kirana Jaya, Dekan FEB UGM menyampaikan sambutan sebagai perwakilan Fakultas. Kemudian beasiswa diberikan secara simbolis kepada Alfian Andre Yulianto dan Malvinda Apik Gusumawati. Dua mahasiswa tersebut merupakan penerima beasiswa dari alumni Angkatan 1989 hasil seleksi sebelumnya. Acara berlangsung santai dan diakhiri dengan pemutaran foto dokumentasi saat masih kuliah di FEB UGM.
Sumber: nia/feb
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3860
Terdapat 3 (tiga) pola penerimaan mahasiswa baru di tahun 2013, yaitu Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Ujian Mandiri (UM). SNMPTN diselenggarakan oleh pemerintah dengan kuota 50 persen, SBMPTN diselenggarakan oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) dengan kuota 30 persen dan Ujian Mandiri oleh masing-masing Perguruan Tinggi Negeri dengan kuota maximal 20 persen.
"Untuk SBMPTN dan Ujian Mandiri tentu tidak perlu kita bahas dulu, kita membahas SNMPTN saja yang sudah pasti penyelenggaraannya," papar Prof. Dr. Budi Prasetyo Widyobroto, DEA, DESS di Grha Sabha Pramana, Selasa (18/12) saat berlangsung Sosialisasi SNMPTN 2013 dihadapan Kepala Sekolah SMA/SMK/MA se-DIY.
Budi menjelaskan penerimaan mahasiswa jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2013 berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. SNMPTN tahun 2013 terbuka untuk semua siswa kelas III SMA/SMK/MA dan gratis.
Pola ini yang membedakan seleksi penerimaan mahasiswa baru dari tahun-tahun sebelumnya, dimana terdapat pembatasan pendaftar berdasar akreditasi sekolah dan pendaftar dikenai biaya pendaftaran. “Batasan-batasan ini semakin longgar. Semua siswa berhak mendaftar sejauh mendapat rekomendasi dari sekolah, dengan begitu akses masuk ke perguruan tinggi negeri semakin terbuka,”ujarnya.
Pada dasarnya, SNMPTN 2013 sistemnya hampir sama dengan SNMPTN jalur Undangan pada 2012. Perbedaan terletak pada pihak sekolah yang akan merekomendasikan anak didiknya harus mengisi data sekolah dan siswa di Pusat Pangkalan Data Siswa dan Sekolah secara online.
"Sekolah bisa merekomendasikan anak didiknya dengan tidak membedakan negeri atau swasta, terakreditasi atau tidak yang penting sekolah memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional (NSPN) dan bagi peserta SNMPTN harus memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN)," tambahnya.
Untuk pilihan PTN, kata Budi, tiap peserta dapat memilih paling banyak dua opsi PTN yang diminati. Jika memilih satu PTN saja, maka peserta bebas memilih PTN mana saja. Namun jika memilih dua PTN, maka salah satu PTN harus berada di provinsi yang sama dengan sekolah asal atau provinsi terdekat. Sementara untuk program studi, peserta dapat memilih paling banyak dua program studi yang diminati pada masing-masing PTN.
"Bagi yang memiliki prestasi di bidang non akademik, maka bisa melampirkan prestasinya dengan mengirim soft copi rekaman. Misalnya menari atau bermain musik bisa direkam dan dikirimkan sebagai lampiran," tuturnya.
Tampak hadir Kepala Bidang Dikmentri, Dra. Mulyati Y. Praptiwi, M.Si, Pembantu Rektor Universitas negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Nurfina Aznam, Apt dan Direktur Administrasi Akademik UGM Dr. Agr. Ir. Sri Peni Wastutiningsih.
Sumber: agung/ugm
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4126
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 diproyeksikan kurang lebih masih akan tetap sama dengan tahun 2012, dengan kisaran angka pertumbuhan ekonomi antara 6% sampai 6,5%. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi dan sektor keuangan diharapkan melibatkan kelompok menengah-bawah serta proteksi kelompok masyarakat kurang mampu. Demikian yang mengemuka dalam seminar ‘Indonesia Economic Outlook dan Financial Market Outlook’ di Hotel Millenium, Kebon Sirih, Jakarta, Selasa (18/12).
Pengamat Ekonomi UGM, Prof. Dr. Sri Adiningsih, mengatakan perekonomian Indonesia ke depan tampak semakin prospektif dan optimistik. Kendati demikian, investasi yang tumbuh tinggi diperkirakan melemah mengikuti kondisi perdagangan internasional. “Dampak ketidakpastian ekonomi Eropa masih berlanjut,” kata Sri Adiningsih.
Dia menambahkan, dinamika perekonomian domestik yang dipengaruhi oleh volatilitas kondisi perekonomian eksternal di amerika serikat dan Eropa masih terus berlangsung dengan keterkaitan yang makin melemah. Sementara Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Prof. Samsubar Saleh mengatakan tekanan internal dan eskternal masih terus berlanjut, inflasi diperkirakan masih tinggi. Sehingga ia pesimistis dengan target pertumbuhan ekonomi 6,8 Persen yang ingin dicapai pemerintah.
Di pasar modal, pada 2013,pengamat pasar modal Dr. I Wayan Nuka Lantara memperkirakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) akan menembus level 5000, dengan dorongan utama dari sektor perbankan, properti dan telekomunikasi. Di samping itu, pada fixed income market diproyeksikan bahwa yield obligasi pemerintah akan semakin grafik mendatar, yang artinya, harga obligasi yang semakin tinggi yang menunjukkan trading yang semakin meningkat. Dan short-term money market di sektor perbankan telah menunjukkan trend suku bunga kredit yang semakin menurun, kurs yang stabil, dan melemahnya sektor pertanian dan pertambangan.
Seminar yang diselenggarakan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Prof. Dr. Wihana Kirana Jaya. Seminar dibagi dua sesi. Sesi pertama, review perekonomian 2012 dan outlook ekonomi makro Indonesia 2013 yang berisi 3 topik, analisis makroekonomi, analisis sektor publik dan analisis perekonomian internasional. Sesi kedua, membahas review pasar finansial 2012 dan outlook 2013 dengan topik, analisis pasar uang jangka pendek, analisis pasar obligasi, dan analisis pasar modal.
Sumber: gusti/ugm
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 4235
Nama mantan Rektor UGM, Prof. Dr. Sukadji Ranuwihardjo, M.A., diabadikan pada nama auditorium Magister Manajemen UGM. Peresmian pemberian nama ini ditandai dengan pembukaan selubung nama auditorium Sukadji Ranuwihardjo oleh sang Istri, Prof. Dr. Soetarlinah Sukadji Ranuwihardjo, Senin (17/12). Disaksikan Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Prof. Wihana Kirana jaya, Ph.d., dan Ketua Prodi MM FEB UGM, Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D.
Sang istri, Soetarlinah, nampak terharu mengetahui nama suaminya diabadikan di sebuah gedung milik MM UGM yang 24 tahun lalu, tepatnya 2 juli 1988, pernah diresmikannya saat masih menjabat sebagai Dirjen Dikti Depdikbud. Suara Soetarlinah bergetar dan lirih saat mengawali sambutannya. Tidak banyak yang disampaikan istri mantan Rektor UGM ini. Kecuali ucapan terima kasih.
“Terima kasih, sudah diabadikan namanya,” ujarnya pelan. Terdiam sejenak, ia melanjutkan kalimatnya.
“Semoga, ruang pertemuan ini makin bermanfaat,” pesannya seraya menutup sambutan.
Lincolin Arsyad bercerita, Prof. Sukadji merupakan pemrakarsa berdirinya program MM UGM bersamaan dengan pendirian MM Universitas Indonesia. Prof Sukadji mendapat kepercayaan oleh Mendikbud Fuad Hasan untuk meresmikan pembukaan program studi Magister Manajemen UGM. “Dia dipercaya Fuad Hasan untuk meresmikan prodi yang dulu diprakarsainya,” kata Lincolin.
Wihana Kirana punya kenangan khusus dengan Prof Sukadji. Rumahnya yang berada dalam satu komplek perumahan dosen UGM dimanfaatkan Wihana untuk konsultasi skripsinya yang dibimbing Sukadji. “Karena rumah kami berdekatan, saya sering datang konsultasi,” kenang Wihana yang ayahnya merupakan pengajar di FE UGM.
Yang paling diingat Wihana terhadap sosok Sukadji adalah sikapnya yang tegas dan berperilaku sederhana. Di setiap kesempatan, Sukadji selalu menekankan pentingnya mengedepankan etika keilmuan. “Pandangan beliau tentang pembangunan masyarakat, tidak hanya mengacu pada nilai-nilai industri dan tapi juga nilai-nilai institusi. Model-model institusi ini dia ajarkan pada ilmu ekonomi,” katanya.
Wihana mengapresiasi dan mendukung inisiatif Lincolin Arsyad saat ingin mengganti nama auditorium MM UGM menjadi auditorium Sukadji Ranuwihardjo. “FEB berterima kasih pada Prof sukadji. Kami punya pemikir besar di FEB. Tidak hanya ada yang jadi wapres atau dirjen,” katanya.
Prof. Dr. Sukadji adalah sosok yang tidak asing di lingkungan UGM. Hampir separuh umurnya dihabiskan jadi pejabat. Selain menjadi dosen Fakultas Ekonomi, pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi 1969-1973, setelah itu menjadi Rektor UGM 1973-1981. Selanjutnya menjadi Dirjen Dikti tahun 1984-1991. Terakhir, menjadi komisaris Bank BRI tahun 1999-2001. Pria kelahiran Blitar, 9 November 1931 ini tutup usia pada 11 agustus 2007 dalam usia 76 tahun.
Sumber: gusti/ugm
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3988
Beredarnya rokok dengan cukai ilegal sangat merugikan negara, khususnya dari sektor perpajakan yang nilainya diperkirakan mencapai ratusan milyar rupiah. Estimasi kerugian negara berkisar 412 hingga 596 milyar rupiah, atau sekitar 0,52 hingga 0,75 persen dari target penerimaan 80 triliun rupiah di tahun 2012.
"Angka total kerugian ini meningkat dibanding estimasi di tahun 2010 yang kisarannya antara 209 hingga 307 milyar atau 0,33 hingga 0,49 persen dari total penerima cukai sebesar 64 triliun rupiah,”papar Drs. Muhammad Edhie Purnawan, M.A.,Ph.D.
Memaparkan hasil penelitian Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan dalam Seminar Kerugian Negara Akibat Cukai Rokok Ilegal, di Auditorium BRI, Jum'at (14/12), Edhie Purnawan mengungkapkan salah personalisasi berupa pabrikan tidak terdaftar menjadi penyumbang terbesar angka kerugian ini, terutama yang berasal dari golongan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Sementara kelompok rokok dengan pabrikan terdaftar, rokok Sigaret Kretek Mesin (SKM) II juga menjadi penyumbang terbesar kerugian.
“Ada yang salah peruntukan, cukai untuk 20 batang ditempel pada 16 batang, cukai palsu, penggunaan cukai bekas hingga tanpa cukai. Rokok tanpa pita cukai, polos inilah penyumbang kerugian terbesar pada pabrikan terdaftar,” paparnya.
Dari 16 lokasi survey, pelanggaran terbanyak ditemukan di Provinsi Sulawesi Selatan, dengan jenis pelanggaran terbanyak salah personalisasi dan polos. Sementara pelanggaran terendah ditemukan di Provinsi DIY. “Temuan ini cenderung tidak berubah dibandingkan survey tahun 2010. Berdasarkan asal kota pabrik, seperti tertera dalam kemasan, mayoritas rokok dengan cukai ilegal tidak mencantumkan informasi asal kota pabrik,” tambahnya.
Dr. Artidiatun Adji, peneliti di PSEK UGM mengungkapkan Indonesia merupakan konsumen rokok terbesar kelima dunia setelah Cina, India, Amerika Serikat dan Rusia. Meski mengandung eksternalitas negatif keluar, rokok memberikan sumbangan APBN sebesar 80 triliun rupiah. “Harus diakui ada benefit yang melekat pada produksi rokok,”ungkapnya.
Ekonom, Tony Prasetiantono, Ph.D menyatakan publik ekspose cukai rokok ilegal merupakan penelitian kedua yang dilakukan PSEK UGM, setelah sebelumnya konsorsium Peruri melakukan hal yang sama. Meski diperkirakan akan meredup, industri rokok justru semakin maju himgga mampu menyumbang APBN 80 triliun rupiah.
Baginya industri industri rokok dalam posisi dilematis, ia dibenci karena efek kesehatan, sekaligus diperlukan karena penerimaan cukai. “Iapun menjadi industri yang menyerap banyak tenaga kerja,” ujar Kepala PSEK UGM.
Sumber: agung/ugm
Halaman 190 dari 221