Mahasiswa FEB UGM Raih Juara 1 HSBC Business Case Competition 2021
- Detail
- Ditulis oleh Sony
- Kategori: Prestasi
- Dilihat: 1417
Tim Mahasiswa dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) kembali menorehkan prestasi. Kali ini, dalam kancah nasional, tim ‘Critical One’ yang beranggotakan Alexander Tjhung (Manajemen 2018), Shania Angelina (Manajemen 2018), Moh Andhika (Akuntansi 2017) dan Erica Lesmana (Akuntansi 2017) berhasil menyabet juara pertama dalam HSBC Business Case Competition 2021. HSBC Business Case Competition yang merupakan ajang kompetisi bisnis tahunan bagi mahasiswa Strata Satu (S1) dari fakultas ekonomi dan bisnis yang berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yang diselenggarakan oleh PT Bank HSBC Indonesia (HSBC Indonesia). Tahun ini, kompetisi ini diikuti 14 tim perwakilan universitas dengan melibatkan para juri dari jajaran eksekutif perusahaan dan para ahli di bidang bisnis dan korporasi.
Tim Critical One berhasil menyisihkan 14 tim dari berbagai perguruan tinggi lainnya. Dengan kemenangan ini, Tim Critical One akan mewakili Indonesia dalam ajang serupa untuk kompetisi bisnis tingkat Asia Pasifik dalam ajang Business Case Competition tingkat internasional. pada 30 Mei hingga 3 Juni 2021 mendatang.
Alexander Tjhung selaku ketua tim mengatakan bahwa kompetisi yang mereka ikuti sebenarnya merupakan salah satu kompetisi bisnis yang cukup terkemuka di Indonesia dan kancah dunia. Mekanisme kompetisi adalah pembagian kasus bisnis nyata pada setiap peserta, yang kemudian tiap peserta diminta untuk memberikan rekomendasi solusi dari permasalahan tersebut dan mempresentasikannya. "Kasus bisnis dari berbagai perusahaan internasional dan terkadang juga kasus publik, kebijakan suatu negara, sangat bervariasi dan beragam," kata Alex, Senin (5/4).
Kemenangan yang didapat tim ini bukanlah hasil yang instan. Sebelum mengikuti kompetisi bisnis ini, menurut penuturan Alex, mereka berempat melakukan persiapan sudah dari setahun lalu dikarenakan kompetisi ini pada tahun 2020 lalu ditiadakan karena adanya pandemi. "Akhirnya kami maju kembali di kompetisi 2021 yang diadakan secara daring," ujarnya.
Meskipun dilakukan secara daring, Alex menyampaikan bahwa timnya tetap berlatih secara mandiri serta lebih giat melakukan konsultasi dengan dosen, mentor dan alumni. Beruntung, usaha mereka tidak sia-sia dengan prestasi yang mereka capai. "Kami dapat dukungan yang luar biasa dari fakultas selama persiapan lomba," paparnya.
Saat kompetisi berlangsung, presentasi dilakukan menggunakan bahasa Inggris. Di babak final, tim FEB UGM ini berhasil menyisihkan tiga tim lainnya yakni tim dari President University, Universitas Padjajaran dan Universitas Binus. Setelah berhasil menjadi pemenang, Alex menyampaikan bahwa timnya memetik pengalaman berharga dalam menyusun strategi untuk memenangkan perlombaan. Pengalaman ini yang akan membantunya dalam menyusun strategi dalam ajang kompetisi di tingkat internasional. "Dari lomba ini kami belajar untuk menyusun skala prioritas, dari setiap masalah yang muncul, agar dapat menyelesaikan masalah yang paling krusial terlebih dahulu. Selain itu, kami semakin sadar bahwa disiplin dan berpikir positif bisa membawa kita meraih impian bersama untuk bisa menang," kata Alex.
Menghadapi kompetisi selanjutnya di tingkat internasional dua bulan mendatang, Alex mengatakan ia bersama rekannya akan melakukan persiapan lebih baik lagi agar bisa juara dan mengharumkan nama Indonesia. "Tentunya kami akan berlatih lebih giat demi membanggakan Indonesia dan UGM di kancah internasional dengan bantuan dukungan dari para mentor," katanya.
Untuk bisa menjadi juara dalam kompetisi tersebut, menurut pandangannya, memang tidak mudah. Namun, Alex tetap optimis dengan tekad dan keyakinan yang kuat disertai usaha yang maksimal tentu prestasi akan bisa diraih. "Di kompetisi tingkat Asia Pasifik kami mewakili Indonesia dan tanggung jawab besar yang akan kami emban. Kami perlu melakukan persiapan dengan lebih giat lagi," pungkasnya.
Reportase: Sony Budiarso/Kirana Lalita Pristy