- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3382
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kembali menggelar kompetisi Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia (PPRI) ke-9 Tahun 2010 bagi mahasiswa seluruh Indonesia usia 20 – 24 tahun. Presentasi para finalis kedua ajang lomba tersebut berlangsung pada Senin, 22 November 2010 di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat pukul 09.00 WIB mencapai puncaknya pada Selasa, 23 November 2010 pukul 19.00 di Widya Graha Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
Sejumlah penghargaan diberikan kepada para pemenang dari tiga kategori. Ke-15 finalis tersebut berasal dari tiga mata bidang lomba yakni Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), serta Ilmu Teknik dan Rekayasa. Untuk tiap bidang akan diambil tiga orang pemenang. Mereka berhak atas hadiah masing-masing pemenang I sebesar Rp12 juta, pemenang II Rp10 juta, dan pemenang III Rp8 juta. Penghargaan diberikan oleh Ana Mustamin, salah satu juri kompetisi yang juga menjabat Kepala Departemen Komunikasi Perusahaan AJB Bumiputera 1912. Berikut daftar para pemenang PPRI ke-9 LIPI 2010:
PPRI ke-9 bidang IPSK
- Pemenang I : Arham Rahman, Asriyani Mappiwali dan Andi Karmila Ningsih dari Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar (UNM)
- Pemenang II : Azmi Basyarahil dan Dani Aufar dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gajah Mada (UGM). Judul penelitian: "Efek Jera Maksimum Melalui Penerapan Hukuman Finansial Untuk Memiskinkan Koruptor: Analisis Social Cost of Corruption Pada Kasus Korupsi di BUMN/D Indonesia Tahun 2001-2008."
- Pemenang III : Susilo Harjono dan Ravando dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UGM. Judul penelitian: "Manusia Perahu sesudah Perang Berlalu: Menelusuri Jejak Pengungsi Vietnam di Pulau Galang Indonesia."
PPRI ke-9 bidang IPA
- Pemenang I: Ameilinda Monikawati, Inna Amandari dan Sofa Farida dari Fakultas Farmasi UGM. Judul penelitian: "Aktivitas Kemopreventif Ekstrak Etanolik Herba Ciplukan (Physalis angulata L.) pada Kanker Payudara: Kajian Secara In Vivo dan In Vitro."
- Pemenang II: Azhari Nuridinar dan Agus Muhar dari Fakultas Peternakan Universitas Andalas
- Pemenang III: Hengky Herdianto dan Yulianto Laksono Putra dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya
PPRI ke-9 bidang Ilmu Pengetahuan Teknik
- Pemenang I: Humaira dan Irahayu Sudarwati dari Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (Unair)
- Pemenang II: Nia Kurnia Sari dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (UB)
- Pemenang III: Eko Wahyuning Pamungkas, Annas Muzzaki Syarif dan Moh. Fadhli Abdillah dari Fakultas Teknologi Industri Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN)
Kepala LIPI, Prof. Dr. Lukman Hakim mengungkapkan bahwa remaja Indonesia diharapkan mampu berperan aktif dalam melakukan inovasi maupun invensi yang dapat menjadi solusi alternatif bagi isu-isu aktual yang sedang berkembang. Penelitian para remaja ini, sambungnya, diarahkan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan pemecahan masalah-masalah di lingkungan sekitarnya. "Topik dan permasalahan yang dijadikan objek penelitian terutama berhubungan dengan bidang kesehatan, pertanian, pangan, pendidikan dan kemanusiaan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam lokal atau masalah-masalah sosial budaya yang berimbas secara signifikan pada kehidupan masyarakat", jelasnya.
Sementara itu Dr. Deddy Setiapermana, Kepala Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan IPTEK (BKPI) LIPI menjelaskan bahwa PPRI ke-9 ini diharapkan dapat menjaring insan-insan peneliti remaja agar dapat menumbuhkembangkan budaya meneliti bagi generasi muda serta meningkatkan apresiasi IPTEK dan mewadahi keingintahuan peneliti remaja/muda. Dia menandaskan bahwa upaya peningkatan kecerdasan bangsa dan kesadaran ilmiah bagi pengembangan sumber daya manusia merupakan usaha yang sangat penting agar generasi mendatang mampu berperan serta dan mengikuti laju perkembangan IPTEK. "Hanya negara yang unggul dalam bidang ekonomi dan penguasaan IPTEK sajalah yang akan dapat mengambil manfaat besar dari globalisasi", tambahnya.
Sumber: wny
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 9524
Estimasi kerugian sementara yang dihitung oleh Bappeda Kabupaten Sleman per tanggal 14 November 2010 akibat erupsi Gunung Merapi mencapai 3,385 triliun rupiah. Angka ini belum termasuk kerugian di subsektor perikanan, wisata Kaliurang, infrastruktur, dan bangunan SD-SMP.
Jika semua dihitung, menurut estimasi sementara ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) Cabang Yogyakarta, kerugian mencapai 5 triliun rupiah. "Bila cakupan wilayah kerugian diperluas dengan wilayah yang berbatasan dengan ketiga kecamatan, misalnya Kecamatan Ngaglik, Ngemplak, Sleman, dan Tempel, kerugian yang ditimbulkan tentu akan meningkat," kata Ketua ISEI Cabang Yogyakarta, Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D., Kamis (18/11).
Erupsi Merapi menyebabkan banyak masyarakat di wilayah bencana masih harus mengungsi. Jumlah pengungsi di seluruh wilayah DIY tercatat sebanyak 152.075 orang, sedangkan di Kabupaten Sleman sejumlah 111.569 orang. Data Kantor Bank Indonesia Cabang Yogyakarta (18/11) menunjukkan debitur UMKM sebanyak 3.655 berpotensi macet dengan besaran nominal mencapai 106, 4 miliar rupiah. "Hal ini bisa meningkat mengingat cakupan wilayah dan jangka waktu. Melihat kondisi tersebut, ISEI Cabang Yogyakarta memutuskan untuk menyumbangkan pemikiran dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi. Sebagai langkah awal, dengan membentuk Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi Pascaerupsi Bencana Merapi," ujar Licolin di Magister Manajemen UGM.
Di hadapan wartawan, Lincolin menjelaskan tim yang baru saja dibentuk ini menunjuk Prof. Mudrajad Kuncoro, Ph.D. sebagai koordinator. Untuk percepatan pemulihan, tim menjalankan dua fokus perhatian, yakni Pemulihan Ekonomi, dengan koordinator Dr. Fahmy Radhi, M.B.A., dan Pemulihan Citra Yogyakarta oleh Drs. Wing Wahyu Winarno, MAFIS, Akt.
Bersama dengan Pusat Studi Bencana (PSB) UGM, tim telah melakukan pertemuan dan berkoordinasi dengan Bupati Sleman, Drs. Sri Purnomo, pada 14 November 2010 lalu. Dari pertemuan tersebut, Pemkab Sleman dengan tangan terbuka menerima sumbang pemikiran dari ISEI Cabang Yogyakarta dan secara teknis akan lebih banyak berkoordinasi dalam "Forum Sleman Bangkit".
Tahapan kerja Tim ISEI Cabang Yogyakarta dalam percepatan pemulihan ekonomi ini meliputi assessment survey, cluster analysis, dan action plan yang mencakup bidang keuangan, pengembangan kapasitas (capacity building), dan pemasaran. Tim ini juga dengan segera mendesak Bank Indonesia untuk mempertimbangkan pemutihan kredit (write off) UMKM sampai dengan 100 juta rupiah dengan anggaran dari pemerintah pusat, Pemprov DIY atau BUMN. "ISEI Cabang Yogyakarta akan menindaklanjuti hal ini dengan mengirimkan surat kepada Gubernur BI, tembusan kepada Pemimpin Kantor Bank Indonesia Yogyakarta, Gubernur DIY, dan Menteri Negara BUMN," jelas Lincolin.
Selain itu, ISEI Cabang Yogyakarta mendesak dan akan mengirim surat kepada Menteri Keuangan (c.q. Dirjen Pajak dan Dirjen Bea dan Cukai) untuk segera menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan yang memberikan fasilitas pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk wajib pajak yang terkena dampak bencana erupsi Merapi.
Lincolin juga berharap kepada media untuk membuat berita dengan perspektif lebih positif, misalnya saat bencana alam menimpa DIY, akan terlihat modal sosial dan solidaritas masyarakat DIY yang sangat kuat. Dengan perspektif ini, tayangan dan liputan bencana tetap memberikan gambaran/citra positif pada wilayah yang terkena bencana tersebut. "Kami akan menyampaikan informasi mengenai berbagai langkah yang diambil, termasuk koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak di DIY, misalnya Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY) demi pemulihan citra DIY, serta menghimbau PTN dan PTS di DIY untuk membantu pemulihan ekonomi Kabupaten Sleman ini dengan sejumlah aksi, misalnya penerjunan KKN tematik di daerah bencana," tuturnya.
Sumber: www.ugm.ac.id
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 5258
Berdasarkan SK Rektor UGM Pada tanggal 8 November 2010 No 677/P/SK/HT/2010 bahwa kegiatan wisuda S1 dan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada periode November 2010 di batalkan. Bagi Wisudawan yang tetap ingin mengikuti seremonial wisuda akan digabungkan dengan seremonial wisuda periode Februari
Info lebih lengkap klik disini.
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 3188
Sehubungan dengan meluasnya dampak bencana alam meletusnya Gunung Merapi di Yogyakarta, maka kegiatan akademik di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM mulai hari ini (Jumat, 05/11) hingga 13 November 2010 diliburkan dan aktif kembali Senin, 15 November 2010.
Kegiatan akademik yang dimaksud meliputi: perkuliahan dan kursus bahasa (khusus untuk tes TOEFL tetap sesuai jadwal), sedangkan kegiatan administratif tetap dilayani.
Harap menjadi perhatian dan harap maklum.
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2541
Disaster Response Unit (DERU) UGM bersama dengan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Indonesia (UI) dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Kamis (4/11), menyalurkan bantuan ke pos pengungsian Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. Di daerah ini, setidaknya terdapat ratusan warga yang kebanyakan laki-laki masih mencoba bertahan di rumah masing-masing meski beberapa anggota keluarganya sudah dievakuasi di lokasi pengungsian Bawukan.
Tim relawan DERU mengantarkan langsung bantuan yang merupakan sumbangan dari FE UI dan FEB UGM tersebut kepada pengungsi bencana erupsi Merapi meski daerah lokasi pengiriman bantuan cukup berbahaya karena jarak Desa Balerante dari puncak Merapi sekitar 5,5 km.
Dr. Irkham Widiono, salah satu anggota Tim DERU, yang ikut menyerahkan bantuan mengatakan dipilihnya Balerante berdasarkan informasi yang didapat dari salah satu relawan pemantau aktivitas Merapi. Dikatakan bahwa bantuan yang mengalir ke Balerante masih minim karena lokasi dan jalur menuju desa tersebut cukup sulit. “Untuk menuju lokasi ini cukup sulit. Untuk mencapai daerah ini, kita dipandu oleh relawan lain,” katanya. Menurut Irkham, bantuan yang disampaikan tersebut untuk memenuhi permintaan para pengungsi. “Karena ada permintaan dari pengungsi yang betul-betul memerlukan bantuan,” tambahnya.
Seiring dengan aktivitas Merapi yang kian meningkat dalam mengeluarkan awan panas, daerah rawan bahaya gunung paling aktif di dunia ini pun diperluas dari radius 10 km menjadi 15 km. Beberapa titik pos pengungsian juga mengalami perubahan. “Kini, beberapa titik pengungsian mengalami pergeseran. Kita terus memantau lokasi dan kebutuhan pengungsi,” katanya. Beberapa bantuan yang diberikan, antara lain, peralatan alat tulis menulis, kebutuhan pokok, dan dapur umum, serta beberapa kebutuhan sehari-hari yang juga membutuhkan logistik cukup banyak.
Salah satu anggota relawan, Kabul, yang bertugas di lokasi mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan Merapi dan meminta warga untuk segera mengungsi guna mengantisipasi jatuhnya korban. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu awan panas dan lelehan lava dari Gunung Merapi mengarah ke Kemalang.
Sumber: www.ugm.ac.id
- Detail
- Ditulis oleh FEB UGM
- Kategori: Berita
- Dilihat: 2397
Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM Prof. Dr. Marwan Asri, M.B.A., mendukung upaya perubahan pelayanan institusi perpajakan kepada para wajib pajak dalam rangka menaikkan rasio perpajakan (tax ratio) sebagai salah satu sumber pembiayaan Negara. Dimulai dari mengubah citra para petugas pajak dari "tukang cari masalah" jadi " sahabat bagi para wajib pajak". Disamping itu, berupaya mengubah sikap wajib pajak agar membayar pajak bukan lagi sebagai suatu beban melainkan kesadaran masing-masing.
Hal itu dikemukakan Marwan Asri saat menerima tim rombongan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) DIY yang berkunjung ke FEB UGM, Rabu (27/10). Kunjungan yang dipimpin langsung oleh kakanwil DJP DIY, Djangkung Sudjarwadi tersebut merupakan salah kegiatan aksi simpatik DJP kepada seluruh instansi di DIY dalam rangka merayakan hari sosialisai pajak yang jatuh pada 28 Oktober 2010. Selain melakukan sosialisasi, kunjungan tersebut dimanfaatkan DJP DIY untuk mendapatkan testimoni dari perwakilan intitusi wajib pajak atas pelayanan pajak yang dilakukan DJP selama ini.
Marwan berpendapat institusi perpajakan melakukan perubahan secara internal dan eksternal. Secara internal, salah satunya merubah imej para petugas pajak yang selama ini mengalami stigmatisasti. "Memang tidak mudah karena kita bicara soal stigma. Selama ini yang terjadi jika seorang petugas pajak datang, seolah petugas itu akan mencari-cari masalah kita, tidak sebagai seorang sahabat yang bisa menjadikan pajak sebagai suatu kewajiban," ujarnya.
Pembenahan selanjutnya yang perlu dilakukan yakni melakukan sosiliasi dengan pendekatan secara persuasif untuk lebih menyadarkan para wajib pajak terhadao kewajibannya. Marwan jika masih menyayangkan karena masih ada wajib pajak yang enggan atau menghindari membayar pajak sehingga rasio perpajakan masih sangat rendah. "Ini PR yang sangat besar. Kita masih memiliki tax ratio sangat rendah. Padahal pajak itu kewajiban, tidak ada ajaran dan etika yang mengajarkan bahwa orang bisa menghindari pajak. Apalagi sampai ada orang dipaksa untuk memiliki NPWP," imbuhnya.
Mengubah perilaku dan sikap wajib pajak menurut Marwan memang tidak mudah. Karena itu ia menyarankan institusi perpajakan lebih banyak berbah diri dan melakukan sosialisi dan pendekatan secara menyeluruh kepada wajib pajak agar mereka lebih sadar membayar pajak sebagai Sesutu yang sangat lumrah. Ia mencontohkan, di Amerika para petugas pajak, Internal Revenue Service (IRS), lebih ditakuti ketimbang para polisi. "Di sana, orang lebih takut jika ia dicari IRS, dibanding jika dia dicari polisi," katanya.
Dalam pertemuannya yang berlangsung satu jam itu, Djangkung Sudjarwadi menyampaikan sosialisasi pajak ini rencananya serentak dilakukan di seluruh perwakilan instansi se-DIY. Semua masukan dari perwakilan instansi wajib pajak tersebut sebagai rujukan dalam pengambilan kebijakan di bidang perpajakan nasional.
Kepada Marwan, Djangkung menginformasikan bahwa propinsi DIY memiliki prestasi yang membanggakan dalam bidang perpajakan. Karena merupakan propinsi yang memiliki tingkat kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak tertinggi nasional. "Dua tahun berturut-turut tingkat kepatuhan penyampian SPT di DIY merupakan yang tertinggi secara nasional dalam dua tahun berturut-turut," katanya.
Sumber: www.ugm.ac.id
Halaman 207 dari 221